Pada balok beton bertulang, tulangan tarik umumnya dipasang pada sisi bawah balok secara merata. Namun bila jarak antar batang tulangan tidak memenuhi jarak minimum, tulangan dapat disusun menjadi beberapa lapis. Konfigurasi ini berpengaruh terhadap perilaku lentur balok, termasuk terhadap lebar retak yang merupakan indikator penting yang dapat memicu korosi pada tulangan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan lebar retak maksimum balok beton bertulang dengan variasi jumlah lapis tulangan tarik menggunakan metode elemen hingga (FEM) melalui software Abaqus dan pendekatan teoritis berdasarkan SNI 2847:2002, JSCE SSCS 2007, dan Eurocode 2 (1992-1-1:2004). Data analisis FEM menggunakan output tegangan baja (S11) dan regangan plastis beton (PE11), yang kemudian digunakan untuk menghitung lebar retak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah lapis tulangan tarik, lebar retak cenderung menurun. Pemodelan dengan Abaqus menghasilkan nilai lebar retak yang secara konsisten lebih besar dibandingkan pendekatan teoritis dengan deviasi antar pendekatan teoritis antara 8-17%
Copyrights © 2025