Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Unknown Affiliation

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Analisis Perilaku Dinding Pasangan Batu Bata pada Rumah Sederhana Satu Lantai di Kabupaten Cirebon terhadap Beban Lateral Akibat Gempa Elang Yudha Mas Adibronto; Wisnumurti; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa karena lokasinya di persimpangan tiga plat tektonik. Dampak gempa ini seringkali signifikan, terutama pada bangunan, terutama struktur perumahan sederhana yang terbuat dari batu bata. Bangunan-bangunan ini tidak dibangun untuk tahan gempa karena mereka tidak mematuhi standar yang diperlukan. Untuk mengevaluasi kekuatan batu bata merah di Kabupaten Cirebon, sebuah studi dilakukan menggunakan ASTM C67 – 03a untuk menentukan kuat tekan, modul elastisitas, dan modul geser. Tekanan geser pada dinding kemudian dianalisis dengan membandingkannya dengan tekanan geser maksimum yang mampu ditahan oleh dinding bata merah. Kekuatan gempa di simulasi dalam dua konfigurasi, dengan persentase yang bervariasi di arah X dan Y. Penelitian ini menemukan bahwa tekanan pemotongan terbesar yang tercatat adalah 1,92 kg/cm2 dalam konfigurasi 100% kekuatan dalam arah X dan 30% kekuatan di arah Y, sementara konfigurasi 30% kekuatan dalam kedua arah menghasilkan stres pemotretan maksimum 1,80 kg / cm2. Kata Kunci: gempa, dinding pasangan batu bata merah, rumah satu lantai, tegangan geser.
Pengaruh Penggunaan Geopolimer Berbahan Dasar Fly Ash sebagai Coating Agregat Kasar Daur Ulang pada Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Nabila Rachma Auia; Eva Arifi; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri konstruksi telah mendorong industrialisasi dan ubranisasi yang pesat. Namun, industri ini dianggap bertanggung jawab atas beberapa masalah lingkungan. Agregat kasar daur ulang (RCA), yang berasal dari limbah konstruksi dan pembongkaran, dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi dampak negatifnya. Namun, agregat kasar daur ulang (RCA) memiliki kualitas yang lebih rendah daripada agregat kasar alami (NCA). Dikarenakan hal tersebut, maka dibutuhkan perbaikan terhadap kualitas RCA, salah satunya adalah penggunaan geopolimer berbahan dasar fly ash sebagai bahan coating RCA, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari penggunaan geopolimer bebahan dasar fly ash sebagai coating agregat kasar daur ulang pada kuat tekan dan modulus elastisitas. Dari penelitian ini, alkali aktivator yang digunakan adalah NaOH dan Na2SiO3 digunakan perbandingan alkali aktivator dengan fly ash adalah 0,4 dan 0,5. didapatkan penggunaan geopolimer berbahan dasar fly ash dapat meningkatkan kualitas dan mutu pada agregat kasar daur ulang, sedangkan pada pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas penggunaan geopolimer tidak memberikan hasil yang signifikan, kedua variasi perbandingan alkali aktivator dengan fly ash yang digunakan memiliki nilai kuat tekan dan modulus elastisitas yang lebih rendah dibandingkan dengan variasi agregat kasar alami (NCA) dan variasi agregat kasar daur ulang (RCA). Kata Kunci : Geopolimer, agregat kasar daur ulang, kuat tekan beton, modulus elastisitas beton
ANALISIS PERILAKU LENTUR PELAT BETON BERTULANG SATU ARAH DENGAN VARIASI KETEBALAN PELAT MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA Fajar Shodiq; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Desy Setyowulan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 3 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metode pelaksanaan konstruksi yang mendukung dalam percepatan pembangunan infrastruktur jembatan adalah penggunaan pelat beton precast, dimana dalam perencanaan analisis dimensinya dapat menggunakan metode elemen hingga dengan bantuan software ABAQUS. Pada penelitian ini, analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi ketebalan terhadap perilaku lentur pelat beton bertulang satu arah menggunakan metode elemen hingga dengan pemodelan software ABAQUS. Ketebalan pelat yang digunakan diantaranya 125 mm (T-125), 150 mm (T-150), 175 mm (T-175), dan 200 mm (T-200), dengan tebal selimut beton untuk masing-masing benda uji adalah 25 mm. Output analisis berupa kapasitas beban, nilai lendutan, tegangan aksial dan regangan aksial yang kemudian akan divalidasi dengan hasil pengujian. Pada pemodelan analisis, beban diberikan di bagian atas spreader beam dan tumpuan di bagian bawah baja WF. Mesh yang digunakan berbentuk persegi/kubus dengan ukuran 25 mm. Hasil analisis membuktikan bahwa ketebalan pelat berbanding lurus dengan nilai kapasitas beban lentur maksimum dan berbanding terbalik dengan nilai lendutan maksimum, tegangan aksial (S11) maksimum dan regangan aksial (E11) maksimum. Presentase selisih kapasitas beban lentur maksimum dari hasil analisis ABAQUS untuk benda uji T-125, T-150, T-175 dan T-200 secara berturut turut adalah 8,51%, 0,76%, 0,54%, dan 0,84% lebih besar daripada hasil pengujian. Sedangkan presentase selisih nilai lendutan maksimum dari hasil analisis adalah 36,12%, 19,71%, 28,18%, dan 32,62% lebih kecil daripada hasil pengujian. Selain itu, presentase selisih nilai tegangan aksial (S11) maksimum dari hasil analisis adalah 24,95%, 19,80%, 19,16%, dan 19,96% lebih kecil daripada hasil pengujian. Sedangkan untuk regangan aksial (E11) maksimum dari hasil analisis adalah 24,43%, 18,53%, 19,16%, dan 19,96% lebih kecil daripada hasil pengujian. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa grafik hubungan beban dan lendutan maupun grafik hubungan tegangan aksial dan regangan aksial memiliki tren yang serupa dengan hasil pengujian. Kata kunci : Pelat Beton Bertulang Satu Arah, Perilaku Lentur, Ketebalan Pelat, Metode Elemen Hingga, Software ABAQUS
Analisis Perilaku Lentur Pelat Beton Bertulang Satu Arah dengan Variasi Rasio Tulangan Menggunakan Metode Elemen Hingga Anafebri Prameswari; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Desy Setyowulan
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur penghubung antar wilayah yang perlu ditingkatkan pembangunannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam percepatan pembangunan adalah penerapan teknologi material precast dan pemanfaatan software analisis. Dalam sistem precast pada konstruksi jembatan, yang dapat direncakan adalah bagian pelat beton bertulang satu arah. Pelat merupakan komponen struktur yang pertama kali menerima beban mati maupun beban hidup. Penambahan tulangan baja di dalam pelat dapat meningkatkan kemampuan pelat untuk menahan momen lentur dan beban-beban yang diterapkan, dimana hal ini akan berpengaruh juga pada besarnya rasio tulangan yang harus direncanakan dengan tepat agar mampu mendukung kekuatan struktur. Pada penelitian ini, analisis perilaku lentur dilakukan menggunakan bantuan software ABAQUS untuk mengetahui kapasitas beban, lendutan, tegangan, dan regangan maksimum. Spesimen uji dimodelkan seperti kondisi pada laboratorium karena perlu dilakukan validasi hasil antara hasil analisis dengan hasil pengujian. Model spesimen uji terdiri dari tiga variasi berdasarkan rasio tulangannya, yaitu spesimen uji ρ-2,3%, ρ-2,0%, dan ρ-1,7%. Data input material disesuaikan dengan data hasil laboratorium. Data hasil uji tekan diolah menjadi data Concrete Damage Plasticity (CDP) dan data hasil uji tarik baja diolah menjadi True Stress-Plastic Strain. Hasil analisis melalui software ABAQUS menunjukkan bahwa rasio tulangan berpengaruh terhadap besarnya kapasitas beban lentur. Semakin besar rasio tulangan, maka semakin besar beban maksimum pelat. Pada analisis lendutan, dengan beban yang sama besarnya rasio tulangan berbanding terbalik dengan nilai lendutan. Sedangkan pada analisis tegangan dan regangan dengan besar beban yang sama, menunjukkan bahwa semakin besar rasio tulangan, semakin kecil kapasitas tegangan dan regangannya. Hasil analisis ABAQUS yang dibandingkan dengan pengujian laboratorium tidak mampu menghasilkan nilai kapasitas yang sama, namun perilaku yang dihasilkan baik hubungan beban-lendutan maupun tegangan-regangan mengindikasikan pola perilaku yang serupa. Kata kunci : Rasio Tulangan, Beban Lentur, Lendutan, Tegangan-Regangan Aksial, ABAQUS.
Analisis Lebar Retak dan Pola Retak Pelat Beton Bertulang dengan Variasi Tebal Pelat Dhea Shofai Aurenza; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono M. DJ.
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan beton pracetak pada struktur jembatan sering digunakan sebagai pelat lantai jembatan. Untuk dapat menahan beban yang ada di atasnya, maka pelat yang termasuk beton bertulang ini perlu direncanakan dengan baik. Apabila pelat beton bertulang tidak direncanakan dengan baik, maka dapat muncul permasalahan seperti lendutan yang besar dan menyebabkan retak. Retak yang terjadi pada pelat apabila dibiarkan dapat semakin melebar dan mengganggu kenyamanan saat berkendara. Selain itu, retak yang lebar pada pelat juga dapat mempercepat terjadinya korosi pada baja tulangan dan mengurangi estetika pelat. Untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan penelitian mengenai lebar retak dan pola retak pelat beton bertulangan dengan variasi tebal pelat. Pada penelitian ini digunakan variasi tebal pelat beton bertulang 12,5 cm, 15 cm, 17,5 cm, dan 20 cm. Hasil eksperimen menunjukkan lebar retak pada pelat dengan tebal 12,5 cm, 15 cm, 17,5 cm, dan 20 cm masing-masing adalah 0,38 mm, 0,30 mm, 0,26 mm, dan 0,22 mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tebal pelat maka lebar retak yang terjadi semakin kecil. Pola retak yang terjadi dari hasil eksperimen adalah saat pelat semakin tebal maka jumlah retak semakin sedikit dan jarak antar retaknya semakin panjang. Kata kunci: lebar retak, pola retak, tebal pelat beton, pelat beton bertulang
ANALISIS LEBAR RETAK DAN POLA RETAK PELAT BETON BERTULANG DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Angelita Dominique Wirambodo Putri; Agoes Soehardjono M. DJ.; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan cepat dengan kualitas yang bagus perlu dilakukan agar dapat mempersingkat waktu untuk mencapai tujuan pembangunan Indonesia. Beton pracetak hadir menjadi solusi sebagai pelat lantai dalam kebutuhan pembangunan infrastruktur. Pelat lantai yang digunakan akan berfungsi untuk menahan beban yang melintas pada jembatan tersebut. Hal ini akan memberikan pengaruh pada struktur pelat lantai. Munculnya keretakan dan tulangan yang terkena korosi merupakan kerusakan yang mungkin terjadi pada pelat lantai tersebut. Maka dari itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh luas tulangan dalam menghasilkan lebar retak dan pola retak. Pada penelitian, luas tulangan yang digunakan yaitu 1406 mm2, 1205 mm2, dan 1000 mm2 dengan tebal pelat 17,5 cm. Hasil lebar retak eksperimental pada luas tulangan 1406 mm2 sebesar 0,2571 mm saat tegangan baja 249,8 MPa dengan pola retak berupa 5 buah retak, pada luas tulangan 1205 mm2 lebar retak sebesar 0,2888 mm saat tegangan baja 247,1 MPa dengan pola retak berupa 7 buah retak, pada luas tulangan 1000 mm2 lebar retak 0,3633 mm saat tegangan baja sebesar 250,4 MPa dengan pola retak berupa 10 buah reta. Sedangkan hasil lebar retak teoritis pada luas tulangan 1406 mm2 sebesar 0,16 mm, luas tulangan 1205 mm2 sebesar 0,17 mm, dan luas tulangan 1000 mm2 sebesar 0,18 mm. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar luas tulangan, maka nilai lebar retak dan jumlah retak akan semakin kecil. Kata kunci: Lebar Retak, Luas Tulangan, Pelat Beton, Pembangunan Infrastruktur, Pola Retak.
ANALISIS LEBAR RETAK PELAT BETON BERTULANG SATU ARAH DENGAN VARIASI RASIO TULANGAN MENGGUNAKAN PERMODELAN NUMERIK Winda Setya Widyasari; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bagian infrastruktur yang memanfaatkan beton pracetak adalah pelat lantai kendaraan pada jembatan. Dalam perencanaan beton pracetak untuk pelat lantai jembatan, perlu diperhatikan jumlah dan mutu tulangan serta beban yang bekerja pada pelat tersebut untuk mencegah keretakan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai pengaruh rasio tulangan terhadap lebar retak pada pelat beton bertulang satu arah. Analisis dilakukan dengan software ABAQUS dengan memodelkan benda uji serta memasukkan mutu material sesuai pengujian di laboratorium. Variasi rasio tulangan yang digunakan adalah 0,0235 ; 0,0201 ; 0,0168. Hasil analisis ABAQUS selanjutnya divalidasi dengan hasil perhitungan SNI 03-2847-2002 dan hasil eksperimen laboratorium.Berdasarkan hasil analisis ABAQUS, perhitungan SNI, dan eksperimen, terdapat pengaruh variasi rasio tulangan terhadap lebar retak pelat beton bertulang satu arah, dimana semakin besar rasio tulangan maka lebar retak akan semakin kecil. Pada rasio tulangan (ρ) 0,0126, lebar retak (w) analisis ABAQUS dan perhitungan SNI menunjukkan nilai yang sama. Pada ρ < 0,0126, nilai lebar retak ABAQUS lebih kecil dibandingkan lebar retak SNI, sedangkan pada ρ > 0,0126, nilai lebar retak ABAQUS lebih besar dibandingkan lebar retak SNI. Nilai lebar retak hasil eksperimen lebih besar dibandingkan hasil analisis ABAQUS dengan perbandingan wEks = (1,82-2,49) wAba. Kata kunci : Software ABAQUS, Lebar retak, Rasio tulangan, Pelat beton bertulang
Analisis Lebar Retak Pelat Beton Bertulang Satu Arah dengan Variasi Tebal Pelat Menggunakan Permodelan Numerik Manave, Yovan Dennis Rosi; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan beton pracetak merupakan metode yang efektif dan efisien dalam pekerjaan konstruksi, dengan keunggulan pada mutu terjamin dan efisiensi waktu pemasangan. Salah satu aplikasi beton pracetak adalah pada pelat lantai jembatan. Desain beton pracetak pada pelat beton bertulang harus mempertimbangkan tebal pelat, mutu beton, dan konfigurasi tulangan, karena aspek-aspek ini memengaruhi mutu, daya tahan, dan keretakan pelat. Penelitian ini menganalisis lebar retak pada pelat beton bertulang satu arah dengan variasi tebal pelat menggunakan software ABAQUS. Hasil analisis dibandingkan dengan perhitungan SNI 03-2847-2002 dan hasil eksperimen, dengan dimensi benda uji dan material sesuai pengujian laboratorium. Variasi tebal pelat yang digunakan adalah 125 mm, 150 mm, dan 175 mm, dengan mutu beton 20 MPa dan baja tulangan berdiameter 16 mm, yield stress 396 MPa, dan tegangan ultimit 617 MPa. Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi tebal pelat beton bertulang satu arah mempengaruhi lebar retak. Analisis ABAQUS dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin besar tebal pelat, lebar retak semakin kecil, sedangkan perhitungan SNI menunjukkan sebaliknya. Pada tebal pelat 135,365 mm, lebar retak hasil ABAQUS dan SNI sama. Pada tebal pelat kurang dari 135,365 mm, lebar retak ABAQUS lebih besar dari SNI, dan pada tebal pelat lebih dari 135,365 mm, lebar retak ABAQUS lebih kecil dari SNI. Lebar retak hasil eksperimen lebih besar dibandingkan hasil analisis ABAQUS, dengan perbandingan wEks = (1,81-1,92) wAba. Kata kunci: Pelat beton bertulang, Tebal pelat, Lebar retak, ABAQUS
ANALISIS NUMERIK LEBAR RETAK PADA PELAT BETON BERTULANG SATU ARAH MENGGUNAKAN DUA LAPIS TULANGAN TARIK DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Dzulkharyan Hatmaja Palezha; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada konstruksi jembatan, pelat lantai merupakan elemen struktur yang penting dalam menerima beban untuk disalurkan kebawah. Bahan yang digunakan untuk membuat pelat lantai umumnya adalah beton bertulang. Dalam beberapa kasus, tulangan tarik yang digunakan bisa jadi lebih dari satu lapis. Akibatnya, akan mempengaruhi lebar retak yang terjadi. Salah satu software yang dapat digunakan adalah ABAQUS. Hasil lebar retak maksimum tersebut akan dibandingkan dengan persamaan teoritis SNI 2847:2002 dan JSCE 2007. Pada penelitian ini digunakan pelat beton dengan ukuran 200 cm x 60 cm x 20 cm dengan dua lapis tulangan tarik berdiameter 13 mm. Variasi luas tulangan yang digunakan adalah 8-D13 (As = 1061.86 mm2), 9-D13 (As = 1194.59 mm2), dan 11-D13 (As = 1460.06 mm2). Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar luas tulangan tarik, maka lebar retak maksimum yang terjadi akan semakin kecil. Dengan kata lain, lebar retak maksimum berbanding terbalik dengan luas tulangan.Kata kunci: Pelat Satu Arah, Tulangan Tarik Dua Lapis, Lebar Retak Maksimum, Luas Tulangan, software ABAQUS
Analisis Numerik Lebar Retak pada Pelat Beton Bertulang Satu Arah Menggunakan Tiga Lapis Tulangan Tarik dengan Variasi Luas Tulangan Ferdy Bagas Dharmansyah; Agoes Soehardjono Moesono Djojoatmodjo; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada konstruksi jembatan, pelat lantai menjadi salah satu struktur utama dalam menerima dan menyalurkan beban pada jembatan. Umumnya pelat lantai menggunakan material beton bertulang. Material beton bertulang merupakan gabungan antara dua material yang umum digunakan, yaitu beton dan baja. Pada penelitian ini berfokus pada analisis lebar retak yang terjadi pada pelat satu arah menggunakan tiga lapis tulangan tarik dengan variasi luas tulangan. Penelitian ini menggunakan pelat beton bertulang dengan tinggi 20 cm, panjang 200 cm, dan lebar 60 cm dengan kuat tekan beton 20 MPa. Mutu tulangan tarik yang digunakan adalah BjTS 420B, sedangkan mutu tulangan susutnya adalah BjTP 280. Pelat diletakkan di atas baja profil WF 300 × 150 × 5.5 × 8 pada kedua ujung pelat. Sisi bawah baja profil diasumsikan jepit-jepit. Beban diberikan menggunakan spreader beam ditengah bentang dengan dimensi tinggi 5 cm, panjang 60 cm, dan lebar 15 cm. Variasi luas tulangan yang digunakan yaitu variasi 1000 mm2, 1200 mm2, dan 1400 mm2. Sehingga dilakukan perbandingan lebar retak berdasarkan hasil analisis software ABAQUS dengan persamaan SNI 2847:2002 dan JSCE 2007. Didapatkan hasil semakin besar luas tulangan maka lebar retak maksimum yang terjadi akan semakin kecil. Pada saat luas tulangan lebih besar dari 25.96 mm2 maka lebar retak persamaan SNI 2847:2002 lebih besar dibanding hasil software ABAQUS. Sedangkan pada saat luas tulangan lebih besar dari 900.17 mm2 maka lebar retak persamaan JSCE 2007 lebih besar dibanding hasil software ABAQUS. Kata kunci: Pelat Satu Arah, Tulangan Tarik Tiga Lapis, Lebar Retak Maksimum, Software ABAQUS, Variasi Luas Tulangan.