Peningkatan produksi tomat di Kalbar dapat pula dilakukan melalui penggunaan tanah aluvial. Tanah aluvial memiliki kendala antara lain liat cukup tinggi, aerasi kurang baik, daya ikat air yang rendah selain itu kurangnya aktifitas mikroorganisme tanah, pH rendah dan unsur hara rendah. Upaya untuk memperbaiki kendala pada tanah aluvial adalah dengan pemberian bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi abu sekam dan bokasi jerami padi yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman tomat pada tanah aluvial. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Desa Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, dimulai sejak tanggal 18 Januari- 18 Maret 2022, menggunakan faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 4 sampel jumlah keseluruhan sebanyak 108 tanaman. Perlakuan yang dimaksud yaitu : a1b1= 8 ton/ha dan 10 ton/ha, a1b2= 8 ton/ha dan 15 ton/ha, a1b3= 8 ton/ha dan 20 ton/ha, a2b1=10 ton/ha dan 10 ton/ha, a2b2=10 ton/ha dan 15 ton/ha, a2b3=10 ton/ha dan 20 ton/ha, a3b1=12 ton/ha dan 10 ton/ha, a3b2= 12 ton/ha dan 15 ton/ha, a3b3= 12 ton/ha dan 20 ton/ha. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman (cm), volume akar (cm3), berat kering tanaman (g), jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman (g), berat perbuah (g). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi abu sekam dan bokasi jerami padi tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk semua variabel pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian abu sekam padi dengan dosis 12 ton/ha atau bokasi jerami padi dengan dosis 20 ton/ha memberikan pertumbuhan dan hasil tertinggi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025