Transportasi memegang peran penting dalam mendukung pembangunan nasional, berfungsi sebagai penggerak, fasilitator, dan penghubung antarwilayah. Dalam perencanaan transportasi, pemodelan pemilihan moda menjadi aspek krusial mengingat peran strategis angkutan umum dalam membentuk kebijakan transportasi. Pada rute Lhokseumawe–Banda Aceh, penumpang dihadapkan pada pilihan antara dua jenis transportasi umum berbasis jalan: bus antar kota Putra Pelangi dan minibus HiAce. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pengguna transportasi umum, faktor yang memengaruhi pemilihan moda, serta probabilitas pemilihan bus Putra Pelangi atau minibus HiAce pada rute tersebut. Metode stated preference digunakan, dengan analisis data mengacu pada model binary logit melalui perangkat lunak SPSS. Hasil survei menunjukkan kecenderungan responden: 38 orang memilih bus Putra Pelangi, sedangkan 62 orang memilih minibus HiAce. Mayoritas penumpang berusia 20–30 tahun. Responden laki-laki cenderung memilih bus, sementara perempuan lebih memilih minibus HiAce. Dari segi pendapatan, penumpang dengan penghasilan Rp500.000–Rp1.000.000 per bulan cenderung memilih bus, sedangkan yang berpenghasilan di atas Rp3.000.000 lebih memilih minibus HiAce. Faktor-faktor tersebut terbukti signifikan memengaruhi pemilihan moda, dengan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,963 atau 96,3%, menunjukkan kekuatan penjelas model yang tinggi. Fungsi utilitas yang diperoleh dari model binary logit adalah: Ubus-UHiace = 0.569 + 0.022X₁ + 0.108X₂ + 0.019X₃ + 0.129X₄ + 0.018X₅ Analisis probabilitas menunjukkan bahwa jika kedua moda transportasi ditawarkan dengan tarif yang sama, kemungkinan pemilihan bus Putra Pelangi hanya 4%, sedangkan minibus HiAce dipilih oleh 96% responden. Namun, jika tarif bus Putra Pelangi diturunkan sekitar Rp90.000, probabilitas pemilihan kedua moda akan setara, masing-masing dipilih oleh 50% penumpang.
Copyrights © 2025