Kebakaran hutan merupakan salah satu ancaman serius yang berdampak luas terhadap kerusakan ekosistem, pencemaran udara, serta membahayakan kesehatan masyarakat. Salah satu kejadian kebakaran hutan yang signifikan terjadi di wilayah sekitar Kota Pontianak pada bulan Agustus 2018. Peristiwa ini menyebabkan penurunan kualitas udara secara drastis dan memicu munculnya kabut asap tebal yang menyelimuti kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola distribusi polutan udara selama kejadian kebakaran hutan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Weather Research and Forecasting with Chemistry (WRF-Chem), yang memungkinkan simulasi sebaran polutan secara spasial dan temporal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa model WRF-Chem cukup efektif dalam merepresentasikan distribusi polutan udara di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya. Pola distribusi polutan menunjukkan peningkatan konsentrasi yang signifikan pada malam hingga pagi hari, yang dikaitkan dengan suhu udara yang relatif rendah dan dominasi angin dari arah tenggara dengan kecepatan rata-rata 9 m/s. Sebaliknya, pada siang hari, suhu yang tinggi dengan rata-rata mencapai 34 °C berkontribusi terhadap penurunan konsentrasi partikel polutan (particulate matter) karena proses pengangkatan partikel ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Namun demikian, kondisi suhu tinggi pada siang hari justru menyebabkan peningkatan konsentrasi gas nitrogen dioksida yang menyebar ke wilayah yang lebih luas. Temuan ini menunjukkan adanya keterkaitan antara parameter meteorologi dan distribusi polusi udara, yang dapat dijadikan dasar dalam perumusan strategi mitigasi terhadap dampak kebakaran hutan dan lahan di masa mendatang.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025