Latar Belakang: Penyakit Demam berdarah dengue (DBD) sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan, seperti adanya air tergenang yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Selain faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang belum sepenuhnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat juga berkontribusi terhadap meningkatnya kejadian DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan praktik masyarakat terkait dengan kejadian DBD. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi observasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional) yang dilaksanakan di Puskesmas Buhit, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada tahun 2023. Populasi penelitian mencakup seluruh pasien yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Buhit sepanjang tahun 2023. Sebanyak 35 responden dipilih sebagai sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terstruktur, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi-Square untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Hasil: tingkat pengetahuan masyarakat tidak berhubungan signifikan dengan kejadian DBD (p = 0,090; PR = 5,3; 95% CI: 0,854–32,624). Sebaliknya, sikap masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD (p < 0,001; PR = 7,5; 95% CI: 1,180–47,676). Selain itu, tindakan masyarakat juga terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian DBD (p = 0,009; OR = 9,3; 95% CI: 0,979–87,868). Kesimpulan: Pengetahuan yang rendah tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian DBD, sedangkan sikap positif dan tindakan pencegahan yang baik terbukti memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian DBD.
Copyrights © 2025