Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak dibawah tinggi normal, ditandai dengan z–score TB/U <–2 SD. Tahun 2025, kasus stunting di Puskesmas Kalikajar II mencapai 22,32%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting balita usia 24-59 bulan pada keluarga buruh tani Metode: Penelitian ini menggunakan desain case-control, Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 33 kasus dan 33 kontrol. . Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Variabel independen meliputi tingkat kecukupan energi, riwayat penyakit infeksi, riwayat ASI eksklusif, riwayat pemberian MPASI, kunjungan posyandu, kelengkapan imunisasi, ketersediaan pangan rumah tangga,,kepemilikan jamban sehat dan ketersediaan air bersih yang diperoleh dengan intrumen kuesioner. Sedangkan tinggi badan balita diperoleh dari pengukuran antropometri. Analisis data menggunakan Chi-Square dan regresi logistic biner. Hasil: hasil analisis data : tingkat kecukupan energi (p-value:0,000), riwayat penyakit infeksi (p-value:0,001), riwayat ASI eksklusif (p-value:0,037), riwayat pemberian MPASI (p-value:0,022), ketersediaan pangan rumah tangga (pvalue:0,000), kepemilikan jamban sehat (p-value:0,001), dan ketersediaan air bersih (p-value:0,009). Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian stunting yaitu tingkat kecukupan energi (OR:0,7233) Kesimpulan: Factor yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu tingkat kecukupan energi, riwayat penyakit infeksi, riwayat ASI eksklusif, riwayat pemberian MPASI, ketersediaan pangan rumah tangga, kepemilikan jamban sehat, dan ketersediaan air bersih 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025