Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran inkuiri, metode ceramah, dan ice breaking terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. Latar belakang penelitian ini didasarkan pada pentingnya strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran matematika yang menuntut pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain posttest only control group design. Sampel penelitian terdiri atas tiga kelompok siswa kelas VIII di salah satu SMP di Indonesia, masing-masing kelompok diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran berbeda, yaitu inkuiri, ceramah, dan ice breaking. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik parametrik, dimulai dengan uji prasyarat berupa uji normalitas dan homogenitas. Hasil uji menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA satu jalur (One-Way ANOVA). Hasil ANOVA menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05), yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberi perlakuan metode pembelajaran inkuiri, ceramah, dan ice breaking terhadap hasil belajar matematika. Untuk mengetahui secara lebih rinci perbedaan antar kelompok, dilakukan uji lanjut Tukey HSD. Hasil uji lanjut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kelompok inkuiri dan ceramah (p = 0,001) serta antara kelompok inkuiri dan ice breaking (p = 0,037). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan signifikan antara kelompok ceramah dan ice breaking (p = 0,082). Rata-rata skor hasil belajar tertinggi diperoleh oleh kelompok yang menggunakan metode inkuiri, diikuti oleh ice breaking, dan yang terendah adalah kelompok ceramah. Distribusi skor juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada kelompok inkuiri mencapai skor dalam kategori tinggi (80–100), sementara pada kelompok ceramah didominasi oleh skor sedang hingga rendah. Temuan ini mengindikasikan bahwa metode inkuiri tidak hanya meningkatkan hasil belajar secara signifikan, tetapi juga mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Metode ice breaking, meskipun tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar, memiliki potensi untuk membangun suasana kelas yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025