ABSTRAKTradisi uang panai’ dalam adat pernikahan masyarakat Bugis merupakan simbol penghormatan kepada pihak perempuan sekaligus penanda kesiapan laki-laki dalam memasuki kehidupan rumah tangga. Namun dalam praktiknya, uang panai’ sering kali menjadi beban berat karena ditentukan berdasarkan strata sosial, tingkat pendidikan, hingga pekerjaan perempuan, sehingga menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perubahan pemahaman dan praktik masyarakat Desa Supat Timur dalam menentukan besaran uang panai’ secara lebih adil dan setara. Pendekatan kualitatif digunakan dengan metode wawancara, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat transformasi signifikan dalam pandangan masyarakat terhadapuang panai’. Nilainya kini ditentukan melalui musyawarah, mempertimbangkan kemampuan finansial pihak laki-laki, dan menitikberatkan pada nilai kekeluargaan, bukan status sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kesetaraan dalam penentuan uang panai’ menjadi refleksi dari kesadaran baru yang mengedepankan nilai-nilai keadilan, kesederhanaan, dan hubungan antarkeluarga yang harmonis dalam pernikahan.
Copyrights © 2025