usia 5–6 tahun melalui kegiatan bermain peran di TK A&B Kids Development Center. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart, melibatkan 14 anak yang terdiri atas delapan anak laki-laki dan enam anak perempuan. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bermain peran mampu meningkatkan kemampuan komunikasi anak secara signifikan. Pada tahap pra-siklus, rata-rata pencapaian indikator komunikasi pada kategori “Berkembang Sesuai Harapan” dan “Berkembang Sangat Baik” baru mencapai 45,4%. Persentase ini meningkat menjadi 66,8% pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 87,4% pada siklus II. Peningkatan ini terlihat seiring variasi kegiatan yang diberikan, mulai dari bermain peran sederhana seperti pedagang hingga peran yang lebih kontekstual, yaitu influencer, dengan dukungan media boneka tangan. Melalui kegiatan tersebut, anak-anak lebih terampil dalam mengungkapkan ide, merespon lawan bicara, mendengarkan dengan baik, serta berpartisipasi dalam interaksi dua arah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bermain peran merupakan strategi yang efektif dan menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi anak usia dini. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa integrasi bermain peran dalam pembelajaran sehari-hari mampu memberikan pengalaman bermakna bagi anak dalam melatih bahasa, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memperkuat interaksi sosial.
Copyrights © 2025