Kolagen merupakan protein struktural utama yang ditemukan dalam jaringan ikat hewan vertebrata, mencakup 25-30% dari total protein hewani. Kolagen dari tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), memanfaatkan potensi melimpah dari perairan Indonesia. Kolagen, sebagai limbah perikanan dengan sifat biokompatibel dan rendah antigenisitas, memiliki aplikasi luas di industri kosmetik, farmasi, dan pangan. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut natrium hidroksida (NaOH) 5% selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak kolagen sebesar 29,85% dari berat simplisia, yang dianggap baik karena melebihi 10%. Karakterisasi proksimat memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI 8076:2014), dengan kadar air 4,03% (maks. 16%) dan kadar abu 0,18% (maks. 3,25%), serta karakteristik organoleptik kental, coklat kehitaman, dan berbau tengik. Analisis gugus fungsi menggunakan FTIR mengidentifikasi puncak serapan khas kolagen seperti NH₂, NH, -CH, C=O, dan C-N. Namun, kadar protein yang diperoleh melalui metode Lowry sangat rendah (0,994 ppm atau 0,397%). Rendahnya nilai ini diduga disebabkan oleh perbedaan metode analisis dibandingkan penelitian lain (misalnya metode Kjeldahl) serta potensi ketidaksesuaian komposisi protein sampel dengan standar yang digunakan pada metode Lowry, mengindikasikan perlunya optimasi lebih lanjut.
Copyrights © 2025