This study aims to improve students' learning outcomes in chemistry subjects through the implementation of the Problem Based Learning (PBL) model with a differentiated learning approach. This study focuses on accommodating differences in students' learning readiness with differentiation of content and process. This study is a Classroom Action Research (CAR) consisting of two cycles with 4 stages, namely planning, action, observation, and reflection in class X.1 SMAN 1 Palembang with 36 students. The research instruments are LKPD as a formative assessment and summative assessment tests as learning outcome achievements. The results of the study indicate that the implementation of the Problem Based Learning (PBL) model with a differentiated learning approach is able to improve learning outcomes. The results of the study show that the average student score from cycle I increased from 76% to 83% in cycle II. In addition, the classical completeness rate of 86% from cycle I increased to 100% in cycle II. Therefore, the differentiation approach compiled based on the results of the cognitive diagnostic assessment has been proven to be able to improve student learning outcomes evenly and maximally. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran kimia melalui implementasi model Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Penelitian ini mempunyai fokus untuk mengakomodasi perbedaan kesiapan belajar peserta didik dengan diferensiasi konten dan proses. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dengan 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi di kelas X.1 SMAN 1 Palembang dengan jumlah siswa 36 orang. Instrumen penelitian ini adalah LKPD sebagai asesmen formatif dan tes asesmen sumatif sebagai capaian hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi mampu meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai peserta didik dari siklus I dari 76% menjadi 83% pada siklus II. Selain itu tingkat ketuntasan klasikal sebesar 86% dari siklus I naik menjadi 100% pada siklus II.  Oleh karena itu, pendekatan diferensiasi yang disusun berdasarkan hasil asesmen diagnostik kognitif terbukti mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik secara merata dan maksimal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025