Salah satu komponen penting dalam pencarian ilmu adalah rasa ingin tahu, yang terkadang dikenal sebagai keinginan untuk belajar. Gagasan bahwa manusia terdorong untuk bertanya, berpikir, mengamati, dan mencari pemahaman benar-benar hadir dalam banyak kisah Al-Qur'an, meskipun hal itu jarang menjadi subjek studi tafsir Al-Qur'an. Melalui pendekatan tematik (maud'i) dengan menggunakan metodologi Grounded theory, studi ini meneliti berbagai cara rasa ingin tahu diekspresikan dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Al-Qur'an yang berisi arahan untuk berpikir, membaca, dan bertanya, serta peristiwa yang memiliki makna pencarian, seperti kisah para malaikat dan Nabi Adam, perenungan tentang penciptaan, dan perjalanan spiritual Nabi Musa dengan Khidr, merupakan sumber data utama. Prosedur analisis terdiri dari tiga fase: pengkodean terbuka, pengkodean aksial, dan pengkodean selektif. Menurut studi ini, ada tujuh bentuk utama rasa ingin tahu dalam Al-Qur'an: eksistensial, observasional, empiris, ilmiah, akademis, spiritual, dan ketekunan optimis. Menurut penemuan ini, Al-Qur'an tidak hanya memberikan arahan normatif, tetapi juga mengilhami manusia untuk secara aktif mencari makna melalui akal, indra, dan dimensi spiritual. Rasa ingin tahu dalam Al-Qur'an bukanlah indikasi kebingungan; sebaliknya, itu adalah cara untuk memperoleh pengetahuan, keimanan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri.
Copyrights © 2025