Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kompetensi penting yang membantu siswa memahami, mengomunikasikan, dan memecahkan masalah matematika. Faktor afektif, seperti self-concept, diyakini turut memengaruhi kualitas representasi matematis yang dimiliki siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan representasi matematis siswa ditinjau dari tingkat self-concept mereka. Penelitian dilaksanakan di MTsN 2 Kota Palu menggunakan metode kuantitatif non-eksperimen dengan desain komparatif. Instrumen penelitian meliputi angket self-concept berdasarkan dimensi dari Calhoun & Acocella, serta tes kemampuan representasi matematis mengacu pada indikator dari Mudzakir, yaitu representasi visual, simbolik, dan verbal. Sampel penelitian berjumlah 61 siswa kelas VIII. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal–Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann–Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan kemampuan representasi matematis antara siswa dengan self-concept tinggi, sedang, dan rendah (p = 0,003 < 0,05). Rata-rata skor tertinggi diperoleh siswa dengan self-concept tinggi (43,15), diikuti kategori sedang (34,87), dan rendah (25,55). Temuan ini mengindikasikan bahwa self-concept berperan penting dalam mendukung kemampuan representasi matematis. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran matematika sebaiknya memperhatikan ranah kognitif dan afektif, khususnya membangun self-concept positif guna meningkatkan pemahaman dan komunikasi matematis siswa.
Copyrights © 2025