Latar belakang. Sepsis neonatus merupakan kondisi yang mengancam jiwa dengan angka kematian yang tinggi pada bayi prematur. Bayi prematur memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang. Sampai saat ini, kultur darah masih menjadi pemeriksaan standar emas untuk mendiagnosis sepsis neonatus. Neutrofil-limfosit Rasio (NLR) diusulkan sebagai penanda inflamasi, mendeteksi, dan menentukan tingkat keparahan sepsis, sedangkan C-Reaktif Protein (CRP) paling banyak digunakan pada fase akut, tetapi parameter ini dibatasi oleh sensitivitas, spesifisitas, ketersediaan, dan biaya. Kami mencoba menganalisis NLR sebagai alternatif pada sepsis neonatus.Tujuan. Mengetahui nilai cut-off point Neutrofil-limfosit Rasio yang optimal sebagai prediktor sepsis neonatus pada bayi prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional cross-sectional menggunakan data sekunder dari rekam medis bayi yang dirawat di perinatologi dan NICU/neonatal intensive care unit Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya. Total 94 bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang terkumpul disajikan secara deskriptif, dengan analisis bivariat dan analisis cut-off point menggunakan kurva ROC.Hasil. Berdasarkan sosiodemografi, bayi sepsis dengan berat badan lahir rendah sebanyak 81%, sebagian besar mengalami sepsis neonatorum awitan dini (SNAD) 73 bayi (77%). Nilai cut-off point NLR 3,52 dengan nilai AUC 85%, sensitivitas 81%, dan spesifisitas 81%. Sedangkan nilai cut-off point CRP dengan nilai AUC 71%, sensitivitas 68%, dan spesifisitas 67%. Terdapat hubungan nilai NLR dengan CRP pada sepsis neonatus bayi prematur p-value 0,00 (p=<0,05).Kesimpulan. Nilai cut-off point NLR dapat digunakan sebagai prediktor deteksi dini sepsis neonatus. Deteksi sepsis neonatus menjadi lebih baik bila dikombinasikan dengan CRP.
Copyrights © 2025