Latar belakang. Penelitian pada tikus dan orang dewasa menunjukkan bahwa stimulasi lingkungan dapat meningkatkan kadar BDNF di hipokampus, korteks, dan amigdala, yang berperan penting dalam proses pembelajaran dan memori. Namun, belum ada publikasi mengenai pengaruh stimulasi pada anak-anak.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh stimulasi bermain yang berupa rangsangan visual, auditori, dan emosional oleh ibu terhadap kadar BDNF darah tepi, serta perkembangan kognitif, bahasa, emosi-sosial, dan memori anak.Metode. Sebanyak 80 anak berusia 12–18 bulan yang sehat (divalidasi melalui pemeriksaan fisik, laboratorium, dan psikologis) terlibat dalam penelitian ini. Subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok: kelompok stimulasi (n=40) dan kelompok kontrol (n=40). Stimulasi dilakukan oleh ibu setelah dilatih selama 2 jam oleh tim peneliti, dengan menunjukkan dan membacakan 5 kata, diakhiri dengan pujian dan pelukan; dilakukan tiga kali sehari, empat hari dalam seminggu, selama 8 minggu. Kata-kata diganti bertahap setiap harinya hingga mencapai total 60 kata. Kelompok kontrol tidak menerima stimulasi.Hasil. Terdapat perbedaan bermakna dalam kadar BDNF 24,6% lebih tinggi pada kelompok stimulasi, p<0,01), serta dalam perkembangan bahasa reseptif, emosi-sosial, dan memori anak (p<0,05). Namun, tidak terdapat perbedaan signifikan pada skala kognitif dan bahasa ekspresif (p>0,05).Kesimpulan. Metode stimulasi yang dilakukan tiga kali sehari selama 8 minggu terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kadar BDNF serta perkembangan bahasa reseptif, emosi-sosial, dan memori anak usia 12–18 bulan.
Copyrights © 2025