Abstract Daily fiber consumption plays a fundamental role in maintaining optimal health, yet fiber intake reality in Indonesia remains far below WHO's recommendation of 25 grams per day. Individual preferences toward vegetables as the main fiber source create diverse and complex intake patterns. This study aims to analyze fiber intake patterns in individuals with positive and negative preferences toward vegetables, and identify factors influencing these pattern differences. The study employed descriptive qualitative approach with in-depth interview techniques on four participants (two with positive preferences: CK and FN; two with negative preferences: NS and CC). Participants underwent a seven-day vegetable consumption challenge as intervention, with data collection through semi-structured interviews before and after intervention. Data were analyzed using thematic analysis. Individuals with positive preferences showed consistent and sustainable fiber intake patterns, with habits integrated into daily routines and strong intrinsic motivation. FN experienced increased positive scores (4.80→5.00) and reported physiological-psychological benefits, while CK showed stability in established habits. Individuals with negative preferences showed inconsistent patterns dependent on external factors. NS experienced significant negative score increase (2.00→4.10), while CC showed perceptual improvement (negative score 2.50→2.10). Fiber intake patterns are significantly influenced by vegetable preferences with determinant factors including childhood habit formation, health awareness, sensory preferences, social support, and accessibility. Development of personalized nutrition intervention strategies considering individual characteristics and tailored approaches for each preference group is recommended. Abstrak Konsumsi serat dalam pola makan sehari-hari memiliki peranan fundamental dalam menjaga kesehatan optimal, namun realitas konsumsi serat di Indonesia masih jauh di bawah rekomendasi WHO sebesar 25 gram per hari. Preferensi individu terhadap sayuran sebagai sumber utama serat menciptakan pola asupan yang beragam dan kompleks. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola asupan serat pada individu dengan preferensi positif dan negatif terhadap sayur, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pola tersebut. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara mendalam pada empat partisipan (dua dengan preferensi positif: CK dan FN; dua dengan preferensi negatif: NS dan CC). Partisipan menjalani tantangan konsumsi sayur selama tujuh hari sebagai intervensi, dengan pengumpulan data melalui wawancara semi-terstruktur sebelum dan sesudah intervensi. Data dianalisis menggunakan analisis tematik. Individu dengan preferensi positif menunjukkan pola asupan serat yang konsisten dan berkelanjutan, dengan kebiasaan terintegrasi dalam rutinitas harian dan motivasi intrinsik kuat. FN mengalami peningkatan skor positif (4,80→5,00) dan melaporkan manfaat fisiologis-psikologis, sedangkan CK menunjukkan stabilitas kebiasaan mapan. Individu dengan preferensi negatif menunjukkan pola tidak konsisten dan bergantung faktor eksternal. NS mengalami peningkatan skor negatif signifikan (2,00→4,10), sedangkan CC menunjukkan perbaikan persepsi (skor negatif 2,50→2,10). Pola asupan serat sangat dipengaruhi preferensi sayur dengan faktor determinan meliputi pembentukan kebiasaan masa kanak-kanak, kesadaran kesehatan, preferensi sensorik, dukungan sosial, dan aksesibilitas. Disarankan pengembangan strategi intervensi gizi yang personalized dengan mempertimbangkan karakteristik individual dan pendekatan yang disesuaikan untuk setiap kelompok preferensi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025