Job insecurity dan job stress merupakan tantangan yang dapat memengaruhi stabilitas sumber daya manusia, khususnya di sektor farmasi. Job insecurity menciptakan ketidakpastian terhadap keberlangsungan pekerjaan, yang dapat menurunkan rasa aman karyawan dan mengurangi keterikatan mereka pada organisasi. Sementara itu, job stress berdampak langsung pada kesehatan psikologis, motivasi, dan produktivitas kerja. Data awal di Apotek Serangkai menunjukkan bahwa sebagian karyawan menghadapi ketidakjelasan status kerja, minimnya tunjangan, dan tingginya beban kerja, yang memicu tekanan psikologis dan potensi peningkatan turnover intention. Kondisi ini menegaskan bahwa kedua variabel tersebut memiliki peran strategis dalam menentukan retensi karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh job insecurity terhadap turnover intention dengan job stress sebagai variabel mediasi pada karyawan Apotek Serangkai di Kabupaten Cirebon. Pendekatan kuantitaif dengan metode asosiatif digunakan, melibatkan seluruh populasi berjumlah 33 responden melalui teknik total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup, dan data dianalisis menggunakan regresi linier berganda serta uji Sobel untuk mengidentifikasi efek mediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa job insecurity berpengaruh positif dan signifikan terhadap job stress dan turnover intention. selain itu, job stress juga berpengaruh signifikan terhadap turnover intention serta terbukti memediasi hubungan antara job insecurity dan turnover intention. Temuan ini menegaskan bahwa tekanan psikologis menjadi jalur yang memperkuat dampak ketidakaman kerja terhadap keinginan karyawan untuk berpindah kerja.
Copyrights © 2025