CV Pria Tampan termasuk dalam kategori industri batik skala besar. Perusahaan ini memproduksi batik untuk pasar lokal dan internasional, menggunakan sistem produksi make to stock dan make to order. Kegiatan supply chain meliputi pembelian bahan baku, kegiatan produksi, dan pendistribusian kepada pelanggan. Di dalam supply chain management (SCM) kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan aspek fundamental. Untuk mengoptimalkan produk batik sampai ke pelanggan dan meningkatkan performansi sebagai industri batik yang kuat diantara pesaing, maka perlu melakukan pengukuran kinerja supply chain. Metode yang digunakan adalah supply chain operations reference (SCOR). Terdapat 5 proses inti yaitu plan, source, make, deliver, dan return dengan atribut yaitu reliability, responsiveness, agility, cost, dan asset. Pada model SCOR identifikasi Key Performance Indicator (KPI) menjadi tolak ukur dalam pengukuran kinerja perusahaan. KPI memiliki satuan yang berbeda sehingga dilakukan perhitungan normalisasi Snorm De Boer untuk menyamakan skor. Penentuan prioritas menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Nilai total kinerja supply chain didapat dari nilai skor KPI dikalikan dengan bobot dari perhitungan AHP. Hasil perhitungan total nilai kinerja supply chain CV. Pria Tampan sebesar 68,63% tergolong rata-rata dan hasil pembobotan pada proses inti yang memiliki bobot tertinggi adalah proses make sebesar 0,29. Artinya, proses make memiliki prioritas pertama dalam kegiatan supply chain.
Copyrights © 2025