Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur dan makna wacana perdagangan manusia melalui analisis kritis terhadap komunikasi verbal dalam podcast “Curhat Bang Denny Sumargo”. Dengan menggabungkan model SPEAKING dari Dell Hymes dan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK), penelitian ini menyoroti bagaimana unsur linguistik dan sosiokultural membentuk narasi tentang trauma, ketidakadilan, dan perlawanan dalam media digital. Data diperoleh dari sebuah episode podcast yang menampilkan seorang ibu yang menceritakan pengalaman anaknya yang menjadi korban perdagangan manusia dan dipulangkan dalam kondisi meninggal dunia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi, transkripsi, dan observasi non-partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap elemen dalam model SPEAKING: setting, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms, dan genre mengungkap bagaimana unsur verbal dan nonverbal berkontribusi membangun narasi yang penuh emosi, sadar sosial, dan berpihak secara ideologis. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada penerapan kerangka etnografi komunikasi dalam konteks podcast nonfiksi yang emosional wilayah yang jarang disentuh dalam kajian linguistik tradisional. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu bahasa, sastra, dan pembelajarannya dengan menawarkan model analisis wacana autentik dalam konteks digital, sehingga menjembatani teori linguistik dengan realitas sosial kontemporer. Integrasi ini memperkuat literasi kritis dan kesadaran wacana peserta didik, khususnya dalam memahami dinamika kekuasaan dan pembingkaian narasi dalam media modern. Kata kunci : Model SPEAKING, perdagangan manusia, podcast, analisis wacana kritis Abstract This study aims to investigate the structure and meaning of discourse on human trafficking through a critical analysis of verbal communication in the podcast “Curhat Bang Denny Sumargo”. Using Dell Hymes SPEAKING model in combination with Critical Discourse Analysis (CDA), the research focuses on how linguistic and sociocultural elements construct narratives of trauma, injustice, and resistance within digital media. The data were collected from a podcast episode featuring a mother recounting her child’s experience of being trafficked and returned in a body bag. The research applies a descriptive qualitative method, using documentation, transcription, and non-participant observation techniques. Findings show that each element of the SPEAKING model: setting, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms, and genre reveals how verbal and nonverbal cues contribute to constructing a narrative that is emotionally charged, socially conscious, and ideologically positioned. The novelty of this study lies in its application of ethnographic communication frameworks within emotionally intense, non-fictional podcast settings an area often overlooked in traditional linguistic studies. The study contributes to the development of language, literature, and language learning by offering a model for analyzing authentic discourse in digital contexts, thus bridging linguistic theory with contemporary social realities. This integration enhances students’ critical literacy and discourse awareness, especially in understanding power dynamics and narrative framing in modern media. Keywords : SPEAKING model, human trafficking, podcast, critical discourse analysis
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025