Girsang, Fitri Junianti
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTERJEKSI VOLITIF DALAM BAHASA BATAK SIMALUNGUN Girsang, Natal Eliazer; Simanjuntak, Dairi Sapta Rindu; Girsang, Fitri Junianti
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 6, No 2 (2024): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v6i2.11553

Abstract

Artikel ini bertujuan menganalisis bentuk dan makna interjeksi volitif dalam bahasa Batak Simalungun. Interjeksi volitif adalah interjeksi yang mengandung makna "saya menginginkan sesuatu" dan digunakan untuk menarik perhatian atau menuntut tindakan dan tanggapan dari seseorang atas keinginan pembicara. Penelitian ini menggunakan teori Natural Semantic Metalanguage (NSM) dan merupakan penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk interjeksi volitif dalam bahasa Batak Simalungun antara lain: Soh, sip, he, ops, aih tene, ah, ais, oop, etah, etah ma, podas, papodas, hoi, oi, hah, nah, ima, onma, huss, ceis, hurr, chek...chek...chek, hiah-hiah, logo logo, roho udan, lass kritik itik, dan hurr pittor. Bentuk-bentuk tersebut dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu interjeksi antara manusia dengan manusia, interjeksi antara manusia dengan hewan, dan interjeksi antara manusia dengan alam. Selain itu, interjeksi tersebut dikelompokkan menjadi delapan komponen makna, yaitu: (1) saya ingin seseorang tidak melakukan sesuatu, (2) saya tidak ingin kamu berada di tempat ini, (3) mendesak, (4) saya ingin anda berhenti, (5) saya ingin menarik perhatian anda, (6) saya ingin anda mengulanginya, (7) saya ingin memberikannya kepada anda, dan (8) meminta atau memohon kepada alam. Kata kunci: batak simalungun; interjeksi volitif; metabahasa semantik alami.
INTERJEKSI VOLITIF DALAM BAHASA BATAK SIMALUNGUN Girsang, Natal Eliazer; Simanjuntak, Dairi Sapta Rindu; Girsang, Fitri Junianti
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 6, No 2 (2024): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v6i2.11553

Abstract

Artikel ini bertujuan menganalisis bentuk dan makna interjeksi volitif dalam bahasa Batak Simalungun. Interjeksi volitif adalah interjeksi yang mengandung makna "saya menginginkan sesuatu" dan digunakan untuk menarik perhatian atau menuntut tindakan dan tanggapan dari seseorang atas keinginan pembicara. Penelitian ini menggunakan teori Natural Semantic Metalanguage (NSM) dan merupakan penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk interjeksi volitif dalam bahasa Batak Simalungun antara lain: Soh, sip, he, ops, aih tene, ah, ais, oop, etah, etah ma, podas, papodas, hoi, oi, hah, nah, ima, onma, huss, ceis, hurr, chek...chek...chek, hiah-hiah, logo logo, roho udan, lass kritik itik, dan hurr pittor. Bentuk-bentuk tersebut dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu interjeksi antara manusia dengan manusia, interjeksi antara manusia dengan hewan, dan interjeksi antara manusia dengan alam. Selain itu, interjeksi tersebut dikelompokkan menjadi delapan komponen makna, yaitu: (1) saya ingin seseorang tidak melakukan sesuatu, (2) saya tidak ingin kamu berada di tempat ini, (3) mendesak, (4) saya ingin anda berhenti, (5) saya ingin menarik perhatian anda, (6) saya ingin anda mengulanginya, (7) saya ingin memberikannya kepada anda, dan (8) meminta atau memohon kepada alam. Kata kunci: batak simalungun; interjeksi volitif; metabahasa semantik alami.
The SPEAKING DELL HYMES TAYANGAN MEMBONGKAR PERDAGANGAN MANUSIA DALAM PODCAST “CURHAT BANG DENNY SUMARGO” Situmorang, Lidia Nuryani; Simanjuntak, Dairi Sapta Rindu; Simanungkalit, Juindah Sri Naomi; Girsang, Fitri Junianti
Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 10 No 2 (2025): Jubindo: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur dan makna wacana perdagangan manusia melalui analisis kritis terhadap komunikasi verbal dalam podcast “Curhat Bang Denny Sumargo”. Dengan menggabungkan model SPEAKING dari Dell Hymes dan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK), penelitian ini menyoroti bagaimana unsur linguistik dan sosiokultural membentuk narasi tentang trauma, ketidakadilan, dan perlawanan dalam media digital. Data diperoleh dari sebuah episode podcast yang menampilkan seorang ibu yang menceritakan pengalaman anaknya yang menjadi korban perdagangan manusia dan dipulangkan dalam kondisi meninggal dunia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi, transkripsi, dan observasi non-partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap elemen dalam model SPEAKING: setting, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms, dan genre mengungkap bagaimana unsur verbal dan nonverbal berkontribusi membangun narasi yang penuh emosi, sadar sosial, dan berpihak secara ideologis. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada penerapan kerangka etnografi komunikasi dalam konteks podcast nonfiksi yang emosional wilayah yang jarang disentuh dalam kajian linguistik tradisional. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu bahasa, sastra, dan pembelajarannya dengan menawarkan model analisis wacana autentik dalam konteks digital, sehingga menjembatani teori linguistik dengan realitas sosial kontemporer. Integrasi ini memperkuat literasi kritis dan kesadaran wacana peserta didik, khususnya dalam memahami dinamika kekuasaan dan pembingkaian narasi dalam media modern. Kata kunci : Model SPEAKING, perdagangan manusia, podcast, analisis wacana kritis Abstract This study aims to investigate the structure and meaning of discourse on human trafficking through a critical analysis of verbal communication in the podcast “Curhat Bang Denny Sumargo”. Using Dell Hymes SPEAKING model in combination with Critical Discourse Analysis (CDA), the research focuses on how linguistic and sociocultural elements construct narratives of trauma, injustice, and resistance within digital media. The data were collected from a podcast episode featuring a mother recounting her child’s experience of being trafficked and returned in a body bag. The research applies a descriptive qualitative method, using documentation, transcription, and non-participant observation techniques. Findings show that each element of the SPEAKING model: setting, participants, ends, act sequence, key, instrumentalities, norms, and genre reveals how verbal and nonverbal cues contribute to constructing a narrative that is emotionally charged, socially conscious, and ideologically positioned. The novelty of this study lies in its application of ethnographic communication frameworks within emotionally intense, non-fictional podcast settings an area often overlooked in traditional linguistic studies. The study contributes to the development of language, literature, and language learning by offering a model for analyzing authentic discourse in digital contexts, thus bridging linguistic theory with contemporary social realities. This integration enhances students’ critical literacy and discourse awareness, especially in understanding power dynamics and narrative framing in modern media. Keywords : SPEAKING model, human trafficking, podcast, critical discourse analysis