Penelitian ini mengkaji peran tokoh Hanoman sebagai cucuk lampah dalam prosesi pernikahan adat Jawa di Desa Pulo Dogom, Kabupaten Labuhan Batu Utara. Fenomena ini muncul akibat ketiadaan penari tradisional di kalangan masyarakat perantauan, sehingga Hanoman tokoh pewayangan yang lebih dikenal dipilih sebagai pengganti. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap peran Hanoman dalam prosesi serta makna simbolik yang menyertainya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi, melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa Hanoman tidak hanya mengiringi pengantin pria dalam prosesi temu manten, tetapi juga menghibur tamu melalui atraksi akrobatik dan humor. Hanoman dipersepsikan sebagai simbol kekuatan, kesucian, dan penjaga spiritual pengantin. Musik pengiring berupa lagu tradisional seperti Ande-Ande Lumut, dapat disesuaikan dengan permintaan keluarga. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan tokoh Hanoman merupakan bentuk adaptasi budaya yang kreatif dalam menjaga keberlanjutan tradisi lokal.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025