ABSTRAKIndustri konstruksi di Indonesia menyumbang sekitar 30% dari total kecelakaan kerja nasional, yang sebagian besar disebabkan oleh pekerjaan berisiko tinggi. Penelitian ini mengevaluasi implementasi ISO 45001:2018 pada proyek Pembangunan Jembatan Kaca Bendungan Sukamahi, dengan pendekatan kuantitatif berbasis evaluasi praktis dan perhitungan Relative Importance Index (RII). Hasil menunjukkan mayoritas prosedur keselamatan telah diterapkan dengan baik, seperti briefing keselamatan sebelum bekerja (RII = 0,93), namun komunikasi bahaya kerja masih menjadi tantangan (RII = 0,886). Solusi paling efektif adalah pemberian insentif kepada pekerja yang mematuhi prosedur K3 (RII = 0,928). Penelitian ini berkontribusi dalam memperluas kajian penerapan ISO 45001:2018 di sektor konstruksi Indonesia, khususnya melalui pendekatan berbasis metrik dan identifikasi praktis, yang masih terbatas dalam literatur lokal. Temuan ini juga memberikan implikasi kebijakan bagi perusahaan konstruksi dan pemangku kepentingan untuk mengembangkan strategi implementasi K3 yang lebih adaptif dan terukur. Penerapan K3 yang efektif menjadi bagian integral dari perencanaan infrastruktur yang aman, berkelanjutan, dan selaras dengan pengelolaan ruang proyek.Kata Kunci: ISO 45001:2018, Proyek Konstruksi, Manajemen K3, Risiko Kecelakaan ABSTRACTThe construction industry in Indonesia accounts for approximately 30% of total national workplace accidents, most of which are attributed to high-risk activities. This study evaluates the implementation of ISO 45001:2018 in the Glass Bridge Construction Project at the Sukamahi Dam, using a quantitative approach based on practical evaluation and the Relative Importance Index (RII) method. The results indicate that most safety procedures have been properly implemented, such as pre-work safety briefings (RII = 0.93); however, hazard communication remains a challenge (RII = 0.886). The most effective solution identified is the provision of incentives for workers who comply with occupational health and safety (OHS) procedures (RII = 0.928). This study contributes to the growing body of research on ISO 45001:2018 implementation in Indonesia’s construction sector, particularly through metric-based evaluation and practical identification, which remain limited in local literature. The findings also provide policy implications for construction companies and stakeholders to develop more adaptive and measurable OHS implementation strategies. Effective OHS implementation is an integral part of safe, sustainable infrastructure planning that aligns with spatial and site management principles.Keywords: ISO 45001:2018, Construction Project, OHS Management, Accident Risk
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025