Penelitian ini membahas pergeseran makna yang terjadi dalam proses penerjemahan istilah-istilah bumbu tradisional Bali, khususnya base genep, basa gede, dan basa wangen, ke dalam bahasa Inggris. Bumbu-bumbu ini tidak hanya memiliki fungsi kuliner, tetapi juga sarat dengan makna simbolik dan nilai-nilai budaya yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Bali. Namun, dalam konteks pariwisata dan promosi global, istilah-istilah tersebut sering kali diterjemahkan secara reduktif sehingga mengaburkan makna kultural yang sesungguhnya. Dengan menggunakan pendekatan teori terjemahan dari Newmark, Venuti, dan Nida, serta mengacu pada kajian terbaru oleh Ekasani (2023), penelitian ini menganalisis representasi terjemahan yang ditemukan dalam situs web pariwisata, brosur promosi, dan konten media sosial. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan domestikasi makna melalui padanan yang hanya mengedepankan aspek fungsional dan sensorik, seperti “spice paste” atau “aromatic blend”. Strategi tersebut dinilai kurang merepresentasikan nilai-nilai filosofis, spiritual, dan identitas budaya lokal. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan penggunaan strategi penerjemahan yang lebih berimbang, seperti foreignisasi dan penambahan catatan budaya, agar nilai otentik dari kuliner tradisional Bali dapat tetap terjaga dalam konteks lintas budaya.
Copyrights © 2025