Air limbah dari industri minyak dan gas bumi (migas) mengandung polutan yang dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini membandingkan efektivitas adsorpsi karbon aktif (dengan variasi massa adsorben) dan aerasi dalam mengolah air limbah di Unit API II PPSDM Migas. Sampel air limbah dianalisis untuk parameter COD, sulfida terlarut (H₂S), amonia (NH₃-N), fenol, dan pH, kemudian hasilnya dievaluasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode adsorpsi dengan 400 gram karbon aktif paling efektif menurunkan COD hingga 54,4 mg/L dan fenol hingga 0,133 mg/L, keduanya memenuhi baku mutu. Untuk sulfida, aerasi (0,188 mg/L) sedikit lebih efektif dibanding adsorpsi 400 gram (0,199 mg/L), sementara aerasi juga lebih baik dalam menurunkan kadar amonia (0,1195 mg/L) dibanding adsorpsi. Semua perlakuan menghasilkan pH dalam kisaran baku mutu (6–9). Dengan demikian aerasi lebih unggul dalam menurunkan sulfida dan amonia sedangkan adsorpsi karbon aktif lebih unggul dalam menurunkan COD dan fenol.
Copyrights © 2025