ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease with an increasing prevalence and has become a major public health concern in Indonesia. One of the common complications of DM is hypertension, which worsens the patient’s condition and raises the risk of cardiovascular events such as heart attack and stroke. Hemoglobin A1c (HbA1c) examination is a key indicator for monitoring long-term blood glucose control, as it reflects average glucose levels over the previous two to three months and is widely used to evaluate treatment outcomes. This study aimed to analyze the relationship between HbA1c levels and the incidence of hypertension among DM patients enrolled in the Chronic Disease Management Program (Prolanis) in Magetan Regency. A correlational analytic method with a cross-sectional design was applied, with data collected from patients registered at several community health centers. Blood pressure was measured directly by health workers, while HbA1c levels were obtained through laboratory testing. The results showed that more than half of type 2 DM patients suffered from hypertension. Furthermore, a significant correlation was found between high HbA1c levels and a greater incidence of hypertension. These findings support previous studies, confirming that uncontrolled HbA1c increases hypertension risk. Therefore, proper HbA1c management plays an essential role in preventing and controlling complications, particularly hypertension, in DM patients. ABSTRAK Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang terus meningkat dan menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Salah satu komplikasi yang sering menyertai adalah hipertensi, yang dapat memperburuk kondisi klinis serta meningkatkan risiko kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1c) merupakan indikator utama dalam menilai kontrol glukosa darah jangka panjang, sekaligus evaluasi keberhasilan terapi pada pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar HbA1c dan kejadian hipertensi pada pasien DM yang tergabung dalam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di beberapa Puskesmas Kabupaten Magetan. Penelitian menggunakan desain analitik korelasional dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Data diperoleh melalui pengukuran tekanan darah secara langsung dan pemeriksaan laboratorium kadar HbA1c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% pasien DM tipe 2 mengalami hipertensi. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara kadar HbA1c yang tinggi dengan meningkatnya kejadian hipertensi. Temuan ini mendukung penelitian sebelumnya bahwa kadar HbA1c yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko hipertensi. Dengan demikian, pengelolaan kadar HbA1c memiliki peran penting dalam pencegahan dan pengendalian komplikasi, khususnya hipertensi, pada pasien diabetes melitus.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025