Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan yang tidak terkendali, memberikan dampak pada terjadinya bencana alam. Banjir adalah satu jenis bencana alam yang menjadi permasalahan didaerah perkotaan. Penelitian ini mengkaji implementasi material ringan pada desain rumah tinggal sederhana adaptif terhadap banjir sebagai respons terhadap meningkatnya frekuensi bencana banjir di kawasan perkotaan, khususnya di Kota Bandar Lampung seperti kecamatan Bumi Waras, Teluk Betung Selatan, Terluk Betung Timur, dan Kecamatan Panjang. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh konfigurasi tatanan ruang pada denah rumah sederhana tipe 36 dan pemilihan material terhadap berat bangunan sebagai parameter kritis dalam kinerja sistem adaptif seperti apung atau elevasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan studi literatur dan analisis komparatif terhadap dua model denah rumah tipe 36A plong atau lurus dan zig-zag atau bersilang. Hasil penelitian terhadap analisis volumetrik dan perhitungan berat total menunjukkan bahwa tipe plong memiliki berat lebih ringan, yaitu 5.020,88 kg dibandingkan tipe zig-zag sebesar 5.420,30 kg, atau 9,6% lebih berat akibat kebutuhan konfigurasi ruang ekstra yang berkorelasi terhadap berat mati bangunan. Material ringan seperti baja ringan, sandwich panel, dan genteng metal terbukti efektif mengurangi beban mati, meskipun material seperti PVC pada plafon perlu dipertimbangkan ulang karena menyumbang 31,79% terhadap beban non-struktural. Berdasarkan hasil analisis, desain tipe 36A lebih direkomendasikan karena memberikan efisiensi struktural, reduksi massa, dan optimalisasi material, mendukung konsep rumah adaptif yang aman, berkelanjutan, dan responsif terhadap perubahan iklim.
Copyrights © 2025