Studi ini mengkaji Sarekat Islam sebagai arena kontestasi gagasan dalam fase awal kebangkitan nasional, serta kontribusinya dalam membentuk arah perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Sarekat Islam (SI) merupakan tonggak awal dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia yang muncul sebagai respons terhadap ketimpangan struktural akibat kolonialisme Belanda, diskriminasi rasial, dan marginalisasi ekonomi masyarakat bumiputra. Didirikan pertama kali sebagai Sarekat Dagang Islam (SDI) oleh Haji Samanhudi dengan tujuan membela hak-hak pedagang pribumi dari tekanan ekonomi dan politik pedagang Tionghoa yang dilindungi penguasa kolonial, organisasi ini kemudian berkembang menjadi kekuatan politik massal di bawah kepemimpinan visioner H.O.S. Tjokroaminoto. Sarekat Islam tidak hanya bertransformasi menjadi wadah perjuangan kelas bawah, tetapi juga menjadi instrumen pembentukan kesadaran nasional melalui dakwah Islam, pendidikan politik, dan media pergerakan. SI menegaskan posisi Islam sebagai kekuatan moral dan sosial dalam menantang hegemoni kolonial. Namun, masuknya ideologi Marxis-Leninis yang dibawa oleh tokoh-tokoh seperti Semaun menimbulkan konflik ideologis yang tajam dan memperuncing perpecahan internal organisasi. Fragmentasi ini merefleksikan tarik-menarik ideologis dalam tubuh SI antara nasionalisme Islam dan komunisme yang sedang bertumbuh.
Copyrights © 2025