Penelitian ini bertujuan menganalisis dinamika keamanan Laut China Selatan melalui kerangka SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman), menekankan peran strategis Indonesia yang tercermin melalui Angkatan Laut Republik Indonesia (TNI-AL). Penelitian dilakukan di Jakarta, dimana wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan perwira penentu kebijakan di Markas Besar Angkatan Laut. Narasumber meiliki pandangan mendalam mengenai operasi, diplomasi maritim, dan kerja sama internasional. Kerangka analitis menggunakan tiga teori utama: (1) teori geopolitik untuk memahami persaingan kepentingan kekuatan besar; (2) teori keamanan maritim untuk menilai interaksi antara kapasitas angkatan laut, alat penegak hukum, dan aktor non-negara; dan (3) teori diplomasi untuk menganalisis bagaimana negosiasi bilateral dan multilateral membentuk tata kelola maritim. Pendekatan metodologis mengacu pada metode kualitatif, meliputi wawancara, studi literatur, serta observasi, guna mendapatkan pemahaman mendalam mengenai diplomasi maritim dan dinamika keamanan regional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan utama Indonesia terletak pada jaringan diplomasi maritim yang kuat, kapasitas angkatan laut yang berkembang, serta peran netral dalam ASEAN. Di sisi lain, ancaman berasal dari meningkatnya aktivitas ilegal (seperti penyelundupan dan illegal fishing) dan ketegangan geopolitik. Berdasarkan hasil SWOT, penelitian mengusulkan tiga strategi utama: (a) memperkuat kapasitas Indonesia sebagai mediator diplomasi; (b) meningkatkan pengintaian, penegakan hukum, dan respons melalui teknologi canggih seperti radar, satelit, dan kendaraan nir-awak; serta (c) membangun kepercayaan antar negara melalui platform komunikasi digital yang mendukung pertukaran informasi real-time guna mewujudkan stabilitas dan pencegahan konflik.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025