Pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam menjembatani kesenjangan akses pendidikan bagi kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas fisik dan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik, pendekatan, tantangan, dan efektivitas pendidikan nonformal yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus komparatif, data dikumpulkan melalui telaah dokumen, wawancara semi-struktural, dan observasi pada dua lembaga pendidikan nonformal di Makassar yang fokus pada rehabilitasi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kedua kelompok memiliki kebutuhan khusus yang berbeda, terdapat kesamaan dalam tantangan struktural yang dihadapi, seperti terbatasnya sumber daya, stigma sosial yang melekat, dan kebutuhan akan fleksibilitas kurikulum. Selain itu, faktor keberhasilan pendidikan nonformal pada kedua kelompok dipengaruhi oleh dukungan keluarga, adaptasi metode pengajaran, dan keterlibatan masyarakat sekitar. Penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan fasilitas, pelatihan bagi pengelola, dan kurikulum yang lebih fleksibel untuk lebih efektif memenuhi kebutuhan pendidikan kelompok marginal, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup mereka secara lebih optimal.
Copyrights © 2025