Jerawat merupakan peradangan kulit akibat tersumbatnya kelenjar sebaceous, yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, hormon, stres, makanan, serta penggunaan kosmetik yang tidak sesuai. Salah satu penyebab utama peradangan ini adalah aktivitas bakteri Propionibacterium acnes. Penggunaan antibiotik sintetis memang efektif, namun berisiko menimbulkan resistensi jika digunakan terus-menerus. Oleh karena itu, senyawa antibakteri alami dari tanaman, seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid, dan steroid, dinilai lebih aman untuk penggunaan jangka panjang. Salah satu tanamannya yaitu bunga kenanga (Cananga odorata). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakteri dari ekstrak terpurifikasi bunga kenanga (Cananga odorata) pada dua fase pelarut, yaitu etanol dan n-heksana. Metode yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol 96%, kemudian dipurifikasi menggunakan n-heksana. Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara in vitro menggunakan metode difusi cakram terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Klindamisin 2 µg/disk digunakan sebagai kontrol positif, dan DMSO 10% sebagai kontrol negatif. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak fase etanol dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% menghasilkan zona hambat sebesar 5,43 ± 0,55 mm; 10,35 ± 0,56 mm; dan 13,78 ± 0,28 mm. Sedangkan fase n-heksana menghasilkan zona hambat 2,31 ± 0,40 mm; 4 ± 0,35 mm; dan 5,83 ± 0,43 mm. Uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,000) pada kedua fase. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin besar zona hambat yang terbentuk. Ekstrak bunga kenanga (Cananga odorata) fase etanol konsentrasi 75% terbukti paling efektif menghambat Propionibacterium acnes.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025