Ketahanan pangan adalah salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh Indonesia. Sebagian besar petani masih bergantung pada metode pertanian tradisional. Keterbatasan pengetahuan tentang teknologi modern menjadi hambatan bagi petani. Padahal, masyarakat modern saat ini banyak yang memanfaatkan lahan kosong dipekarangan rumah untuk bercocok tanam, salah satunya dengan cara hidroponik. Desa Sranak menghadapi serangkaian tantangan kompleks dalam sektor pertaniannya diantaranya pada pola curah hujan yang tidak menentu, fluktuasi iklim dan perubahan cuaca ekstrem. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membangun kemandirian pangan melalui penerapan sistem hidroponik di Desa Sranak, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Program ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan lahan pertanian produktif dan kebutuhan akan diversifikasi metode bertani yang lebih efisien. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi dengan melibatkan 30 warga desa sebagai peserta program. Pelaksanaan program berlangsung selama 6 bulan dengan fokus pada pengembangan sistem hidroponik sederhana untuk budidaya sayuran seperti selada, kangkung, dan sawi. Hasil program menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta dalam mengelola sistem hidroponik, yang dibuktikan dengan keberhasilan panen pertama dengan tingkat keberhasilan 80%. Peningkatan nilai dari pretes 60 dan post tes 85 membuktikan bahwa pelatihan ini efektif dalam meningkatkan pemahaman 30 peserta yang terlibat. Pelatihan ini juga membantu mereka memahami penerapan praktis hidroponik di lapangan dan memperkenalkan metode pertanian alternatif dan variatif dalam meningkatkan keberagaman kualitas pertanian. Terbentuknya komunitas hidroponik desa yang mandiri menjadi indikator keberhasilan program dalam membangun kemandirian pangan lokal. Keberlanjutan program dijamin melalui pembentukan kelompok tani hidroponik dan pendampingan berkelanjutan.
Copyrights © 2025