Pandemi Covid-19 memberikan dampak luas bagi masyarakat, termasuk perempuan perdesaan yang bergantung pada sektor pertanian. Perempuan yang berhimpun dalam Serikat Perempuan Pantai Utara (Serumpun) Sambas, Kalimantan Barat, juga menghadapi tantangan berat akibat pembatasan sosial yang diberlakukan. Peneltian ini bertujuan mengidentifikasi dampak pandemi terhadap perempuan Serumpun Sambas dan mengkaji strategi resiliensi yang mereka bangun di tengah krisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka dan analisis gender untuk memahami pengalaman perempuan Serumpun Sambas selama pandemi. Data diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, laporan Lembaga Gemawan, serta sumber lainnya yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan Serumpun Sambas mengalami peningkatan beban kerja, penurunan pendapatan, serta hilangnya ruang sosial akibat pembatasan aktivitas kolektif. Namun, mereka menunjukkan kapasitas adaptif melalui strategi ketahanan pangan berbasis pekarangan, barter kebutuhan pokok, pemasaran hasil pertanian secara daring, serta penguatan solidaritas komunitas. Selain itu, perempuan Serumpun Sambas juga berperan dalam kampanye kesehatan komunitas dan pengawasan distribusi bantuan berbasis teknologi komunikasi. Penelitian ini menegaskan bahwa resiliensi perempuan Serumpun Sambas tidak hanya terletak pada ketahanan ekonomi, tetapi juga pada kekuatan solidaritas sosial dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan, termasuk pemanfaatan teknologi digital. Ruang sosial seperti umme terbukti menjadi pilar penting ketahanan komunitas yang perlu dijaga dan diperkuat dalam menghadapi krisis di masa depan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025