Permasalahan sampah di Kota Banda Aceh, khususnya di kawasan sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Blang Bintang, masih menjadi isu serius yang berdampak pada kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi masyarakat. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah serta terbatasnya pemanfaatan limbah menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar TPA melalui edukasi dan pelatihan pengelolaan sampah berbasis circular economy sehingga sampah tidak lagi dipandang sebagai limbah semata, melainkan sebagai sumber daya yang bernilai. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif dan edukatif melalui tahap persiapan, sosialisasi, pelatihan, implementasi, pendampingan, serta monitoring dan evaluasi. Edukasi diberikan melalui penyuluhan, diskusi kelompok terarah, dan demonstrasi teknis. Pelatihan difokuskan pada pengolahan sampah organik menjadi kompos padat dan pupuk cair, serta pemanfaatan sampah anorganik menjadi kerajinan bernilai jual. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test, observasi lapangan, serta dokumentasi hasil karya dan dampak ekonomi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan masyarakat, dengan rata-rata skor pengetahuan meningkat dari 47,3% sebelum kegiatan menjadi 82,6% setelah kegiatan. Perubahan perilaku juga terlihat, di mana lebih dari 70% keluarga binaan telah menerapkan pemilahan sampah di rumah tangga. Produk yang dihasilkan meliputi kompos, pupuk cair organik, serta berbagai kerajinan dari plastik dan botol bekas. Selain manfaat lingkungan, program ini juga memberikan dampak ekonomi dengan tambahan penghasilan rata-rata Rp150.000–Rp250.000 per bulan bagi keluarga peserta. Terbentuknya Bank Sampah Seulanga Berseri menjadi salah satu capaian penting, dengan pengumpulan awal 350 kg sampah anorganik senilai Rp2.750.000. Kesimpulannya, pengelolaan sampah berbasis circular economy terbukti mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan masyarakat sekitar TPA Banda Aceh. Program ini tidak hanya berkontribusi dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Model pengabdian ini berpotensi direplikasi di wilayah lain sebagai upaya mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada bidang lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Copyrights © 2025