Integrasi adat dan agama bukan lagi hal yang asing terjadi dalam masyarakat Indonesia. Begitu pula integrasi yang terjadi dalam masyarakat Desa Tewah Pupuh yang mempertemukan adat lokal Kaharingan Daya Ma’anyan dengan agama Kristen. Secara ke-Tuhanan dan budaya, kedua hal tersebut jelas bertolak belakang, akan tetapi masyaratnya mampu bekerjasama untuk mencapai integrasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pernikahan masyarakat Dayak Ma’anyan di Desa Tewah Pupuh dan mengidentifikasi baaimana integrasi sosial bisa terjadi antara agama Kristen dan adat lokal Dayak Ma’anyan di Desa Tewah Pupuh. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun masyarakat Dayak Ma’anyan telah memeluk agama Kristen, mereka tetap mempertahankan adat istiadat lokal, seperti dalam konteks pernikahan. Integrasi antara adat istiadat lokal dan agama Kristen terjadi karena adanya kesadaran masyarakatnya untuk mencapai harmoni dan keseimbangan sosial di Desa Tewah Pupuh. Integrasi tersebut dapat dijelaskan melalui teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons, yaitu AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency). Dengan ini, agama dan adat khususnya dalam pernikahan tidak lagi bertolak belakang. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian-penyesuaian budaya dalam adat lokal dan agama Kristen.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025