Fenomena perubahan iklim telah mengakibatkan perubahan zona agroklimat di sejumlah wilayah di Indonesia. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan zona agroklimat di Provinsi Papua Barat menggunakan data penginderaan jauh, yaitu data Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS) perekaman tahun 1981 – 2020. Zonasi agroklimat dianalisis berdasarkan pengolahan data CHIRPS 30 tahun berturut-turut, yaitu 1981 – 2010 dan 1991 – 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Provinsi Papua Barat memiliki 10 Zona iklim berdasarkan hasil pengolahan data CHIRPS tahun 1981 – 2010 yaitu A1, B1, B2, C1, C2, D1, D2, E1, E2, E3, dan 9 zona iklim berdasarkan pengolahan data CHIRPS tahun 1991 – 2020 yaitu A1, B1, B2, C1, C2, D1, D2, E1, dan E2. Secara umum Provinsi Papua Barat didominasi oleh zona iklim A1, B1, dan C1. Pada kurun 2010 – 2020 di Provinsi Papua Barat terjadi peningkatan luas zona iklim A1, B1, B2, C2, D1, dan E2 serta penurunan luas zona iklim C1, D2, E1, dan E3. Hal ini mengakibatkan sejumlah wilayah di Provinsi Papua Barat mengalami perubahan zona agroklimat, yaitu; Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kota Sorong.
Copyrights © 2025