Pasir Pantai ialah pasir yang diambil dari tepian pantai, bentuk butirannya halus dan bulat akibat gesekan dengan sesamanya. Pasir ini merupakan pasir yang paling jelek karena mengandung banyak garam dan membuat pasir selalu agak basah, serta menyebabkan pengembangan volume bila dipakai pada bangunan. Akan tetapi pasir pantai dapat digunakan pada campuran beton atau aspal dengan perlakuan khusus, yaitu dengan cara dicuci sehingga kandungan garamnya berkurang atau hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemakaian pasir pantai sebagai bahan campuran dalam pembuatan aspal panas (AC-BC) dengan pengujian marshall. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Pengujian pada penelitian ini menggunakan variasi campuran pasir pantai 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100%. Dari penelitian ini diperoleh hasil nilai karakteristik Marshall berupa Stability, Flow, Voids In Mix (VIM), Voids In Mineral Agregat (VIM), Voids Filled Bitument (VFB), Marshall Quotient (MQ), dan Bulk Density. Setelah nilai-nilai parameter di dapatkan dengan menggunakan alat Marshal Testl di laboratorium jalan raya, untuk campuran aspal (AC-BC) dengan aspal pen 60/70, nilai stabilitas Marshall dengan variasi campuran pasir pantai 20% yaitu 3312,24, campuran 40% yaitu 2839,93, campuran 60% yaitu 3082,67, campuran 80% yaitu 2608,94, dan campuran 100% yaitu 2593,845. Berdasarkan hasil data penelitian yang didapat, nilai stabilitas Marshall memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2018, dan dapat disimpulkan bahwa apabila campuran pasir pantai lebih banyak di gunakan, maka mempengaruhi dan mengurangi nilai stabilitas pada aspal. Semakin banyak campuran pasir pantai yang digunakan dalam pembuatan aspal maka akan semakin berkurang tingkat kekuatan dan kualitas jalan.
Copyrights © 2025