Kecamatan Ngasem di Kabupaten Kediri merupakan daerah padat penduduk dengan pertumbuhan yang pesat. Dikutip dari https://pusatkrisis.kemkes.go.id/Banjir-di-KEDIRI-JAWA-TIMUR-03-02-2021-96, banjir yang terjadi di Kabupaten Kediri hingga merendam Desa Sukoharjo diakibatkan oleh air kiriman dari hulu Sungai Brantas dan tingginya curah hujan di Kabupaten Kediri. Permasalahan tersebut menarik peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai keadaan sistem jaringan eksisting, perhitungan rencana anggaran biaya, perancangan jumlah lubang resapan bipori, dan perhitungan debit banjir rancangan beserta dimensi saluran rencana. Adapun sumber data yang diperlukan yaitu harga satuan pokok pekerjaan Kabupaten Kediri tahun 2023, peta topografi dan data curah hujan di Gampengrejo, Stasiun Kantor Kediri, dan Pengairan Gurah tahun 2014 hingga 2023. Lalu metode yang diimplementasikan dalam penelitian ini diantaranya, metode rasional untuk menganalisis debit banjir rancangan, metode Mononobe untuk menganalisis intensitas hujan, metode Smirnov-Kolmogorov dan Chi-Square untuk uji kesesuaian dengan kata ulang 10 tahun, dan metode Gumbel Tipe I untuk mengolah data curah hujan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh 110,871 mm/hari tingkat curah hujan rancangan; 0,4311 m3/detik tingkat debit banjir; perencanaan ulang saluran memakai pasangan batu kali dan U-Ditch; Dimensi U-Ditch paling besar dan paling kecil secara berurutan yaitu 100 x 140 cm dan 30 x 40 cm; dimensi pasangan batu kali dengan penampang trapesium yaitu 120 x 100 x 120 cm; diameter lubang resapan bipori yaitu 0,1 meter dengan kedalaman 1 meter sebanyak 627 buah sebagai drainase berwawasan lingkungan; dan hasil hitung rencana anggaran biaya sejumlah Rp 3.895.197.423,00.
Copyrights © 2025