Kampung Naga yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan komunitas adat yang tetap teguh menjaga nilai-nilai serta aturan leluhur meskipun modernisasi semakin berkembang pesat. Program pengabdian masyarakat ini diarahkan untuk mengoptimalkan nilai-nilai tradisi Kampung Naga guna memperkuat ketahanan pangan sekaligus mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan meliputi observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi, dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa leuit (lumbung padi) masih menjadi sarana utama dalam menjamin ketersediaan pangan sepanjang tahun. Setiap rumah tangga rata-rata menyimpan 200-300 ikat padi yang mampu memenuhi kebutuhan selama 8-10 bulan, sehingga membantu menghadapi musim paceklik sekaligus memperkokoh identitas budaya. Di sisi lain, sekitar 40% keluarga terlibat dalam usaha ekonomi kreatif, seperti kerajinan bambu, produk batok kelapa, serta makanan tradisional. Aktivitas ini tidak hanya menambah penghasilan, tetapi juga menjaga kelestarian tradisi leluhur. Hambatan tersebut muncul akibat keterbatasan listrik dan akses teknologi digital, sehingga masyarakat memilih cara adaptasi sederhana melalui penjualan langsung dan penggunaan WhatsApp. Hasil pengabdian membuktikan bahwa penguatan nilai adat dapat menjadi dasar dalam menjaga ketahanan pangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif tanpa menghilangkan identitas budaya. Strategi ini menampilkan bahwa masyarakat adat mampu menyaring teknologi modern agar tetap selaras dengan norma dan kearifan lokal, sehingga tradisi tetap terjaga sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang nyata.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025