Stunting merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia, khususnya pada anak di bawah lima tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun, yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan kognitif anak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, prevalensi stunting menurun dari 24,4% (2021) menjadi 21,6% (2022). Di Gampong Rayeuk Kareung, tercatat 8 kasus stunting per November 2024 menurut Puskesmas Blang Mangat. Saat ini, pengukuran tinggi dan berat badan di Posyandu masih menggunakan alat konvensional dan pencatatan manual, sehingga kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alat pengukur tinggi dan berat badan bayi berbasis Internet of Things menggunakan ESP32, sensor ultrasonik HC-SR04, dan sensor Load cell. Metode yang digunakan meliputi perancangan perangkat keras dan lunak, pengambilan data primer dari hasil pengukuran langsung pada bayi, serta pengolahan data menggunakan metode Z-score berdasarkan standar WHO untuk klasifikasi status gizi. Hasil pengujian menunjukkan rata-rata error 6,5% pada sensor load cell dan 3% pada sensor ultrasonik. Dari 23 bayi yang diuji, 18 tergolong normal, 2 mengalami stunting, dan 3 tergolong stunting berat. Sistem juga dilengkapi fitur pengiriman notifikasi melalui WhatsApp kepada orang tua berisi hasil pengukuran, status gizi, serta rekomendasi makanan, sehingga mendukung pemantauan pertumbuhan bayi secara cepat, akurat, dan terintegrasi.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025