Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konteks, metode interpretasi dan pemahaman Khalid Basalamah dan Abdul Somad tentang hadis isbāl di YouTube. Hasilnya, pertama, perbedaan pemahaman keduanya dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, sosio-budaya, mazhab yang dianut. Basalamah, lulusan Universitas Islam Madinah dan bermazhab Hanbali, mengedepankan pemahaman literal terhadap teks-teks agama dan sangat menghormati sunnah Nabi SAW. Sebaliknya, Somad, yang belajar di Al-Azhar dengan mazhab al-Syāfi’ī, memiliki pendekatan lebih moderat dan inklusif, dipengaruhi oleh interaksinya dengan masyarakat pluralis di Mesir dan Maroko. Kedua, metode interpretasi mereka juga berbeda. Basalamah cenderung tekstualis, memahami hadis secara lafziyah tanpa mempertimbangkan konteks sosial. Sementara Somad menganalisis asbāb al-wurud untuk menerapkan pemahaman kontekstualis, yang mencakup pendapat ulama terdahulu sebagai pertimbangan. Ketiga, pemahaman tentang hadis isbāl. Basalamah melarang isbāl secara mutlak, baik yang didasari oleh rasa sombong (khuyalā’) maupun tidak. sedangkan Somad berpendapat bahwa, jika tidak ada niat sombong saat pakaian melewati mata kaki, maka itu hanya mubah.
Copyrights © 2025