Ketergantungan Indonesia terhadap batubara masih tinggi, sebagaimana tercermin dalam proyeksi RUPTL 2025–2034. Di tengah komitmen menuju Net Zero Emission 2060, diperlukan strategi transisi energi yang adaptif dan realistis. Penelitian ini mengkaji potensi penerapan teknologi Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC) sebagai alternatif strategis untuk menjaga ketahanan energi nasional sekaligus mendukung agenda dekarbonisasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui studi pustaka terhadap dokumen kebijakan, literatur ilmiah, dan data pendukung lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa IGCC mampu meningkatkan efisiensi pembangkitan listrik hingga 48% dan mengurangi emisi CO₂ sekitar 10% dibanding PLTU konvensional, serta memungkinkan integrasi dengan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Meskipun demikian, penerapannya menghadapi tantangan berupa tingginya biaya investasi, keterbatasan infrastruktur, dan ketidakpastian arah kebijakan. Analisis SWOT dan kerangka ketahanan energi 4A+1S (Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability, dan Sustainability) menunjukkan bahwa IGCC berpotensi menjadi solusi transisi jangka menengah yang layak, khususnya dalam konteks energi berbasis batubara yang masih dominan di Indonesia. Diperlukan dukungan regulasi yang konsisten, insentif fiskal, dan penguatan kapasitas SDM agar teknologi ini dapat diimplementasikan secara nyata. Dengan pendekatan yang terarah, IGCC dapat menjadi jembatan penting dalam transformasi menuju sistem energi nasional yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan.
Copyrights © 2025