Permasalahan rendahnya budaya literasi ditanah air berdasarkan fakta UNESCO menyebutkan Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia.Hal ini ditunjukkan minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah dan memprihatinkan hanya 0,001%, yang berarti dari 1000 orang Indonesia. Untuk menumbuhkan minat baca masyarakat membutuhkan suatu proses yang panjang. Dan perlu dimulai dan diperkenalkan sejak anak-anak usia dini, karena anak usia 5-6 tahun adalah masa emas atau golden age. Untuk mendukung misi pemerintah untuk menjadikan Indonesia emas di 2045, perlu program bersama menyediakan sarana taman bacaan mulai dari usia dini pada fasilitas pelayanan publik di setiap wilayah tanah air. Berangkat atas dasar tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat hibah dikti 2025 bertujuan meningkatkan minat baca masyarakat sejak usia dini sebagai fasilitas tambahan di ruang pelayanan publik kantor kelurahan. Melalui pendekatan desain model integrasi pojok literasi dan ruang bermain anak yang interaktif dan edukatif sebagai model percontohan di kantor Kelurahan Meruya Selatan.Metode kegiatan ini meliputi sosialisasi tentang rancangan program dan dilanjutkan dengam implementasi rancangan desain sebagai model percontohan. Fasilitas tambahan yang disediakan diruang layanan publik kelurahan diharapkan membawa dampak positif bagi semua kalangan yang membawa serta anak balitanya dalam mengurus dokumen di kantor Kelurahan Meruya Selatan.
Copyrights © 2025