Stres kerja merupakan tantangan utama dalam profesi kedokteran, khususnya bagi dokter umum yang bertugas di rumah sakit daerah dengan beban kerja tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan tingkat stres kerja dokter umum di Rumah Sakit Daerah Jakarta menggunakan instrumen NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional terhadap 373 responden yang dipilih melalui simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji bivariat (Spearman, Mann-Whitney) dan uji multivariat regresi linier ganda. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata stres kerja berada pada tingkat sedang hingga tinggi (65,75 ± 20,255). Variabel-variabel yang terbukti berpengaruh signifikan dalam model akhir adalah: lingkungan fisik (B = 2,586; p = 0,000), konflik peran (B = 0,413; p = 0,000), konflik interpersonal (B = 0,162; p = 0,040), jumlah beban kerja (B = -0,818; p = 0,018), variasi beban kerja (B = 0,746; p = 0,012), tanggung jawab terhadap orang lain (B = 0,457; p = 0,012), kemampuan yang tidak digunakan (B = 1,019; p = 0,039), tuntutan mental (B = -1,186; p = 0,000), shift kerja (B = -3,220; p = 0,000), aktivitas di luar pekerjaan (B = 1,428; p = 0,005), kepribadian tipe A (B = -0,359; p = 0,004), dan penilaian diri (B = -0,404; p = 0,005). Temuan menunjukkan bahwa stres kerja tidak hanya dipengaruhi oleh beban tugas, tetapi juga oleh faktor psikososial dan kepribadian. Intervensi manajerial yang terarah pada perbaikan lingkungan kerja, pengelolaan beban tugas, dan penguatan keseimbangan kehidupan pribadi dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan dokter.
Copyrights © 2025