CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Vol 13, No 2 (2025): September 2025

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Makna Simbol dalam Tradisi Ber-oberen Desa Batioh Sampang

Anam, Khoirul (Unknown)
Desiyanto, Jatim (Unknown)
Maryana, Tatik (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Sep 2025

Abstract

Tradisi Beroberen di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang merupakan ekspresi budaya lokal yang sarat dengan nilai luhur. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana nilai Pancasila yang mencakup Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial tercermin dalam pelaksanaan tradisi Beroberen serta bagaimana masyarakat memaknai simbol budaya dalam ritual tersebut. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik etnografi melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan tokoh adat, kepala dusun, dan masyarakat, serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Beroberen secara alami mengaktualisasikan nilai Pancasila. Nilai Ketuhanan tercermin dalam praktik doa sebagai rasa syukur. Nilai Kemanusiaan terwujud melalui pembagian hasil bumi secara merata dan kepedulian terhadap kelompok rentan. Nilai Persatuan muncul dalam semangat gotong royong lintas generasi. Nilai Kerakyatan tampak dalam pengambilan keputusan secara musyawarah, dan nilai Keadilan Sosial terlihat dari pembagian sumber daya secara adil. Simbol seperti terop, aing, kempeng, tompeng kenik, dan talam mengandung makna filosofis yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Tradisi ini bukan hanya pelestari budaya, tetapi juga media pembentukan dan internalisasi nilai Pancasila. Penelitian ini menegaskan bahwa Pancasila hidup dalam praktik budaya dan merekomendasikan pelestarian tradisi melalui partisipasi masyarakat serta dukungan pemerintah.The Beroberen tradition in Batioh Village, Banyuates District, Sampang Regency is a local cultural expression rich in moral values. This study aims to identify how the core values of Pancasila, namely Divinity, Humanity, Unity, Democracy, and Social Justice are reflected in the practice of the Beroberen ritual, and how local communities interpret the cultural symbols embedded within it. This qualitative research used an ethnographic approach involving participant observation, in-depth interviews with cultural figures, village heads, and local residents, as well as literature review. Findings indicate that the Beroberen tradition organically actualizes Pancasila values. Divinity is expressed through collective prayers of gratitude. Humanity is embodied in the equal distribution of harvest and care for vulnerable groups. Unity is visible in intergenerational cooperation and mutual assistance. Democracy is practiced through inclusive deliberations, and Social Justice is implemented through fair resource distribution. Symbols such as terop (canopy), aing (water), kempeng (flower), tompeng kenik (small cone-shaped rice), and talam (tray) carry philosophical meanings that represent a harmonious relationship between humans, nature, and spirituality. The tradition not only preserves local culture but also serves as a medium for internalizing national values. The study recommends preserving the tradition through community engagement and local government support.

Copyrights © 2025






Journal Info

Abbrev

CIVICUS

Publisher

Subject

Social Sciences

Description

Jurnal Civicus merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Mataram dengan e-ISSN 2614-509X dan p-ISSN 2338-9680. Adapun kajian publikasi jurnal Civicus yakni (1) Ilmu ...