Artikel ini mengkaji makna taksu dalam tradisi kebalian serta implementasinya dalam ajaran Darma Sesananing Balian di tengah dinamika modernisasi. Taksu dipahami sebagai kekuatan spiritual yang menjadi sumber kharisma, keahlian, dan legitimasi seorang balian dalam menjalankan tugas pengobatan dan pelayanan sosial. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan wawancara, observasi, dan kajian lontar, ditemukan bahwa makna taksu mengalami pergeseran akibat pengaruh gaya hidup modern dan komersialisasi. Di sisi lain, terdapat inisiatif pelestarian dari generasi muda melalui seni kontemporer, media sosial, dan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Temuan ini menunjukkan perlunya pendalaman spiritual dan penguatan etika budaya dalam menjaga keberlangsungan taksu sebagai identitas kebalian yang otentik.
Copyrights © 2025