Gangguan tidur dapat memengaruhi kondisi kesehatan seorang bayi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang memengaruhi kualitas tidur bayi usia 6-9 bulan di Jakarta dengan menggunakan kuesioner Brief Infant Sleep Questionnaire-Revised (BISQ-R). Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan pendekatan deskriptif analitik, data didapatkan melalui kuesioner BISQ-R untuk menilai kualitas tidur bayi berdasarkan pola tidur bayi, persepsi orang tua, dan kebiasaan pada orang tua yang terkait dengan tidur pada Bayi. Data dianalisis untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kualitas tidur bayi dan hubungan antar variabel. Sebanyak 88 subjek, yang terdiri dari 33 bayi perempuan dan 55 bayi laki-laki dengan rata-rata usia 7,76 bulan, terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas bayi memiliki kualitas tidur yang tergolong menengah serta menunjukkan bahwa faktor "jumlah waktu terbangun di malam hari" memiliki korelasi negatif yang signifikan terhadap kualitas tidur bayi (r = -0,258, p = 0,015), menunjukkan bahwa semakin sering bayi terbangun pada malam hari, semakin berkurang kualitas tidurnya. Kebiasaan orangtua merespons kebutuhan tidur dan tempat tidur bayi juga turut memengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini menunjukkan pentingnya mengurangi frekuensi bayi terbangun di malam hari untuk meningkatkan kualitas tidurnya serta perlunya menjaga konsistensi rutinitas tidur dan menciptakan lingkungan tidur yang mendukung guna memastikan kualitas tidur bayi yang optimal.
Copyrights © 2025