Limbah fleshing dari industri penyamakan kulit berpotensi dikonversi menjadi kompos karena kandungan nitrogen (N) yang masih dapat dimanfaatkan dengan penambahan jerami padi sebagai sumber karbon (C) untuk menyediakan nutrisi kebutuhan mikroba yang seimbang. Dekomposisi awal merupakan tahap penguraian bahan organik oleh mikroba secara terkendali, mengubah senyawa kompleks menjadi lebih sederhana untuk menumbuhkan mikroba pengurai yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk dekomposisi selanjutnya pada proses pengolahan terpadu. Mikroba dominan adalah bakteri dan kapang. Penelitian ini bertujuan mengetahui populasi dan dinamikanya, serta karakteristik bakteri dan kapang selama dekomposisi awal campuran limbah fleshing dan jerami padi dengan perbedaan nisbah C/N. Penelitian dilakukan selama 7 hari menggunakan metode eksperimental dan deskriptif dengan 3 perlakuan (P1 = C/N 25,0; P2 = C/N 27,5; P3 = C/N 30,0). Data jumlah populasi bakteri dan kapang dianalisis menggunakan sidik ragam, sedangkan dinamika populasi dan karakteristiknya dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan nisbah C/N antara 25-30 menghasilkan populasi bakteri dan kapang yang tidak berbeda. Populasi bakteri berkisar antara 11,87 × 10¹² – 12,31 × 10¹² CFU/g, sedangkan populasi kapang antara 4,57 × 105 – 4,93 × 105 CFU/g. Fluktuasi suhu selama dekomposisi awal mempengaruhi dinamika populasi. Bakteri dominan pada fase mesofilik adalah Bacillus sp. dan fase termofilik Pseudomonas sp., sedangkan kapang yang dominan pada fase mesofilik adalah Aspergillus sp., Penicillium sp., Trichoderma sp., Mucor sp. dan Penicillium sp. yang berperan dalam biodegradasi lignoselulosa, membentuk konsorsium mikroba yang mempercepat dekomposisi limbah organik.
Copyrights © 2025