Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Dinamika Populasi dan Identifikasi Bakteri pada Proses Dekomposisi Awal Campuran Lumpur Susu dan Jerami Padi dengan Perbedaan Nisbah C/N Kurniawan, Endang; Badruzzaman, Deden Zamzam; Marlina, Eulis Tanti
Jurnal Teknologi Hasil Peternakan Vol 4, No 2 (2023): September
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jthp.v4i2.47920

Abstract

Milk sludge has the potential to be converted into compost with the addition of rice straw as a counterbalance in carbon and nitrogen content for a source of microorganism nutrition. Early decomposition is the highest phase of microorganism growth. Microorganisms that play a dominant role are bacteria. This study aims to determine the number, population dynamics, characteristics of bacteria in the initial decomposition process of a mixture of milk sludge and rice straw with differences in the ratio of C / N. The study was conducted for 7 days with experimental and descriptive methods with 3 treatments (P1 = C/N 25, P2 = C/N 27,5, and P3 = C/N 30) and random sampling by sampling. Data on the number of bacterial populations were analyzed using ANOVA while population dynamics and bacterial characteristics used descriptive methods. The number of bacterial populations of each treatment is not influenced by different C/N ratios and has a range of P1 ranging from 0,49 x 10 12 to 27,93 x 10 12 cfu/gram, P2 ranging from 0,39 x 10 12 to 19,32 x 10 12 cfu/gram, and P3 ranging from 0,95 x 10 12 to 10,55 x 10 12 cfu/gram. The population dynamics of bacteria are sigmoid and occur due to temperature fluctuations in the decomposition process. The macroscopic characteristics of each treatment have the same relative shape including filamentous, irregular, circular, rhizoid and white in color and differ on surface and edges. While the microscopic characteristics of bacteria are dominated by rod cell shapes and are gram-positive.
Kajian Pengolahan Limbah Ternak Sapi Potong di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Al Faruqi, Ishbar Matin; Badruzzaman, Deden Zamzam; Hidayati, Yuli Astuti
Jurnal Teknologi Hasil Peternakan Vol 5, No 1 (2024): Maret
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jthp.v5i1.50824

Abstract

Processing of waste from beef cattle business is an effort to reduce environmental pollution. Good waste treatment will produce good quality compost. The purpose of this study was to determine the waste treatment process and compost quality including shrinkage (20-60%), odor (no smell), color (dark brown/black), and texture (crumbs). This study uses a survey method. Data collection was carried out by interviews, observations, and organoleptic tests in Cipatujah District on the Harapan 3, Sadar Bakti 3, Sejahtera, Mulyasari livestock groups. The informants were selected using purposive sampling and data were processed through editing and tabulation. The research results show that waste processing in all livestock groups uses the heap and indore methods. The temperature in the composting process includes the mesophilic phase ranges of 27-32°C, thermophilic phase ranges of 37-45°C, decreasing temperature ranges of 26-31°C and cooling and maturation the compost ranges of 20-25°C. Compost quality in Hope Group 3: Shrinkage (50%), Odor (odorless), Color (blackish brown), Texture (crumbs); in the Sadar Bakti Group: Shrinkage (28.7%), Odor (odorless), Color (black), Texture (crumbs); in the Prosperous Group: Shrinkage (50%), Odor (odorless), Color (black), Texture (crumbs); in the Mulyasari Group: Shrinkage (60%), Odor (odorless), Color (black), Texture (slightly sticky).
Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Limbah Organik Rumah Tangga pada Kader PKK di Desa Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi Hidayati, Yuli Astuti; Marlina, Eulis Tanti; Harlia, Ellin; Badruzzaman, Deden Zamzam
Farmers: Journal of Community Services Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v5i1.52322

Abstract

Penumpukan sampah dapat diatasi dengan mengolah limbah menggunakan metode pengomposan, melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan dan demonstrasi tentang pengolahan limbah organik rumahtangga dengan cara pengomposan. Peserta pelatihan adalah ibu-ibu kader PKK. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pengolahan limbah organik rumahtangga dengan proses pengomposan yang menghasilkan kompos dan kompos ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman disekitar rumahtangga tertebut dan pada akhirnya akan melestarikan lingkungan. Hasil identifikasi dan analisis pengetahuan tentang limbah anorganik dan limbah organic (92 %). jumlah limbah yang dihasilkan (8 %). limbah organik harus diolah agar tidak berpotensi mencemari lingkungan, (32 - 56 %). Peserta yang sudah mengolah limbah organik rumahtangga hanya sebagian kecil ( 16 %), cara mengolah limbah organik rumahtangga 16 %, proses pengolahan limbah organik rumahtangga dengan cara pengomposan 16 %, persyaratan yang harus dipenuhi untuk proses pengomposan, 8 %. proses pengomposan sudah berakhir 8 %. hasil pengomposan berupa kompos 56 %. kompos dapat bermanfaat sebagai pupuk tanaman 100%, memanfaatkan kompos sebagai pupuk untuk tanaman 80 %, setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan pengetahuan tersebut 100 % dapat dimengerti.
ISOLASI TOTAL BAKTERI DAN KOLIFORM PADA MEDIA PERTUMBUHAN MAGGOT DARI FESES SAPI POTONG DAN LIMBAH PASAR Wahyuni, Sri; Badruzzaman, Deden Zamzam; Marlina, Eulis Tanti; Hidayati, Yuli Astuti
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 50, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v50i1.18128

Abstract

Produksi limbah organik seperti feses sapi potong dan limbah pasar cukup banyak dan jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, metode alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memanfaatkan detritivora maggot BSF yang mampu menguraikan bahan organik dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total bakteri dan koliform pada media pertumbuhan maggot BSF. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu P1= media 100% feses sapi potong, P2= media 100% limbah pasar, P3= media kombinasi 50% feses sapi potong  dan 50% limbah pasar. Data di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan total bakteri setelah diinkubasi 15 hari mengalami penurunan pada P1=1,83 x 1010 CFU/g, P2= 7,16 x 1010 CFU/g dan P3= 1,16 x 1010 CFU/g. Sedangkan hasil total koliform pada P1= 14,83 x 106 CFU/g, P2= 8,50 x 106 CFU/g dan P3= 1,16 x 106 CFU/g.
ISOLASI TOTAL BAKTERI DAN KOLIFORM PADA MEDIA PERTUMBUHAN MAGGOT DARI FESES SAPI POTONG DAN LIMBAH PASAR Wahyuni, Sri; Badruzzaman, Deden Zamzam; Marlina, Eulis Tanti; Hidayati, Yuli Astuti
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 50, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v50i1.18128

Abstract

Produksi limbah organik seperti feses sapi potong dan limbah pasar cukup banyak dan jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, metode alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memanfaatkan detritivora maggot BSF yang mampu menguraikan bahan organik dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total bakteri dan koliform pada media pertumbuhan maggot BSF. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu P1= media 100% feses sapi potong, P2= media 100% limbah pasar, P3= media kombinasi 50% feses sapi potong  dan 50% limbah pasar. Data di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan total bakteri setelah diinkubasi 15 hari mengalami penurunan pada P1=1,83 x 1010 CFU/g, P2= 7,16 x 1010 CFU/g dan P3= 1,16 x 1010 CFU/g. Sedangkan hasil total koliform pada P1= 14,83 x 106 CFU/g, P2= 8,50 x 106 CFU/g dan P3= 1,16 x 106 CFU/g.
Penyuluhan Dan Pelatihan Analisis Potensi dan Pengolahan Limbah Peternakan Domba Pada Kelompok Peternak Di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang HIDAYATI, YULI ASTUTI; Marlina, Eulis Tanti; Harlia, Ellin; Badruzzaman, Deden Zamzam
Farmers: Journal of Community Services Vol 6, No 1 (2025): Farmers: Journal of Community Services
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/fjcs.v6i1.60121

Abstract

Budidaya ternak domba secara intensif menyebabkan limbah yang dihasilkan terkonsentrasi pada satu tempat, sehingga perlu dilakukan pengolahan agar tidak menimbulkan pencemaran. Limbah ternak domba meliputi feses, urin dan sisa pakan, limbah tersebut mengandung bahan organic dan sejumlah mikroorganisme indigenous. Mikroorganisme ini terdiri dari mikroorganisme pengurai dan mikroorganisme pathogen. Proses pengolahan limbah ternak domba melibatkan mikroorganisme pengurai dan dalam proses penguraian bahan organic limbah menimbulkan panas yang dapat mengurangi dan membunuh mikroorganisme patogen. Penguraian bahan organik limbah melalui proses fermentasi aerob dan mineralisasi menjadi unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Peserta pelatihan adalah bapak-bapak anggota kelompok ternak. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang pengolahan limbah peternakan domba menjadi beberapa produk yang bermanfaat. Hasil identifikasi dan analisis pengetahuan tentang cara beternak domba 56%, jenis limbah yang dihasilkan dari peternakan domba 63%, limbah peternakan domba harus diolah 10%, perubahan feses domba yang ditumpuk menjadi pupuk organic padat 10%, cara mengolah limbah peternakan domba 10%, metode pengolahan limbah secara terpadu 0%, Vermicomposting0%, Ecoenzym 15%, kualitas pupuk organik cair 27%, kualitas pupuk organic padat 30%, setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan pengetahuan tersebut dapat dimengerti 100%.
Pengaruh Konsentrasi Penggumpal Jus Buah Kiwi (Actinidia deliciosa) pada Proses Pembuatan Fresh Cheese Terhadap pH, Total Bakteri Asam Laktat, dan Daya Hambat Larasati, Alfanny Hasna Putri; Putranto, Wendry Setiyadi; Badruzzaman, Deden Zamzam
Jurnal Teknologi Hasil Peternakan Vol 5, No 2 (2024): September
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jthp.v5i2.57628

Abstract

Fresh cheese dibuat dari susu segar dan menggunakan enzim rennet sebagai penggumpal protein susu. Enzim rennet belum diproduksi secara masif di dalam negeri. Maka dari itu, diperlukan pengganti berupa buah kiwi yang mengandung enzim aktinidin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai penggunaan dan level konsentrasi jus buah kiwi pada pembuatan fresh cheese terhadap pH, total BAL, daya hambat, intensitas warna, dan rendemen. Metode yang digunakan, yakni eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan konsentrasi jus buah kiwi (5%, 10%, 15%) dan dilakukan sebanyak 6 kali sehingga didapatkan total 18 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jus buah kiwi dengan konsentrasi 5 – 15% mampu menurunkan pH 6,06 – 5,62, memiliki total BAL tertinggi pada konsentrasi 15% (17,68 × 103 CFU/g), memiliki daya hambat dengan kategori sangat lemah (<5 mm), menurunkan intensitas warna kecerahan dengan nilai 84,89 – 81,47, meningkatkan warna hijau dengan nilai -1,80 sampai -3,38, meningkatkan warna kuning dengan nilai 15,19 – 21,59, dan rendemen 9,07 – 8,70. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan jus buah kiwi dengan konsentrasi 15% terhadap pH, total BAL, daya hambat, intensitas warna, dan rendemen  yang terbaik sebagai pengganti rennet dalam pembuatan fresh cheese.Kata Kunci: Fresh cheese, jus buah kiwi, pH, total BAL, daya hambat, intensitas warna, rendemen
Dinamika Populasi Mikroba pada Dekomposisi Awal Campuran Limbah Fleshing dan Jerami Padi dengan Perbedaan Nisbah C/N Maharani, Syahna Carissa; Marlina, Eulis Tanti; Badruzzaman, Deden Zamzam
Jurnal Teknologi Hasil Peternakan Vol 6, No 2 (2025): September
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jthp.v6i2.62644

Abstract

Limbah fleshing dari industri penyamakan kulit berpotensi dikonversi menjadi kompos karena kandungan nitrogen (N) yang masih dapat dimanfaatkan dengan penambahan jerami padi sebagai sumber karbon (C) untuk menyediakan nutrisi kebutuhan mikroba yang seimbang. Dekomposisi awal merupakan tahap penguraian bahan organik oleh mikroba secara terkendali, mengubah senyawa kompleks menjadi lebih sederhana untuk menumbuhkan mikroba pengurai yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk dekomposisi selanjutnya pada proses pengolahan terpadu. Mikroba dominan adalah bakteri dan kapang. Penelitian ini bertujuan mengetahui populasi dan dinamikanya, serta karakteristik bakteri dan kapang selama dekomposisi awal campuran limbah fleshing dan jerami padi dengan perbedaan nisbah C/N. Penelitian dilakukan selama 7 hari menggunakan metode eksperimental dan deskriptif dengan 3 perlakuan (P1 = C/N 25,0; P2 = C/N 27,5; P3 = C/N 30,0). Data jumlah populasi bakteri dan kapang dianalisis menggunakan sidik ragam, sedangkan dinamika populasi dan karakteristiknya dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan nisbah C/N antara 25-30 menghasilkan populasi bakteri dan kapang yang tidak berbeda. Populasi bakteri berkisar antara 11,87 × 10¹² – 12,31 × 10¹² CFU/g, sedangkan populasi kapang antara 4,57 × 105 – 4,93 × 105 CFU/g. Fluktuasi suhu selama dekomposisi awal mempengaruhi dinamika populasi. Bakteri dominan pada fase mesofilik adalah Bacillus sp. dan fase termofilik Pseudomonas sp., sedangkan kapang yang dominan pada fase mesofilik adalah Aspergillus sp., Penicillium sp., Trichoderma sp., Mucor sp. dan Penicillium sp. yang berperan dalam biodegradasi lignoselulosa, membentuk konsorsium mikroba yang mempercepat dekomposisi limbah organik.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KAPANG DAN KHAMIR PADA MEDIA PERTUMBUHAN MAGGOT Black Soldier Fly Shofa, Ghaitsa Salmalika; Badruzzaman, Deden Zamzam; Harlia, Ellin
Media Pertanian Vol 9, No 1 (2024): Media Pertanian
Publisher : Program Studi Agroteknologi Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/mp.v9i1.10585

Abstract

Metode biokonversi menggunakan organisme hidup yaitu maggot BSF (Black Soldier Fly) merupakan salah satu metode untuk mengurai bahan organik yang berasal dari limbah organik. Selain maggot terdapat mikroorganisme pengurai yang berperan dalam proses biokonversi, diantaranya yaitu kapang dan khamir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan peran kapang serta khamir hasil isolasi dan identifikasi yang terdapat pada media pertumbuhan maggot yang berasal dari kombinasi feses sapi potong, endapan susu, dan sampah organik dapur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah kapang dan khamir sebelum didegradasi oleh maggot lebih tinggi dibandingkan dengan setelah didegradasi oleh maggot. Jenis kapang yang teridentifikasi pada media pertumbuhan maggot adalah Aspergillus sp, Penicillium sp, Cladosporium sp, Rhizopus sp, Trichoderma sp, dan Mucor sp. Jenis khamir yang teridentifikasi pada media pertumbuhan maggot adalah Saccharomyces sp, Zygosaccharomyces sp, dan Trichosporon sp.The bioconversion method using living organisms, namely BSF (Black Soldier Fly) maggots, is one method to break down organic matter derived from organic waste. Besides maggots, there are parser microorganisms that play a role in the bioconversion process, among them are mold amd yeast. This research aims to determine the number and role of molds and yeasts isolated and identified on maggot growth media derived from a combination of beef cattle feces, dairy waste sludge and organic kitchen waste. The method used in this research is descriptive method. The results showed that the average number of molds and yeasts before degradation by maggot was higher than after degradation by maggot. The types of mold identified in the maggot growth media were Aspergillus sp, Penicillium sp, Cladosporium sp, Rhizopus sp, Trichoderma sp, and Mucor sp. The types of yeast identified in the maggot growth media were Saccharomyces sp, Zygosaccharomyces sp, and Trichosporon sp.