This study describes the implementation of mental-health development by Akidah Akhlak teachers, examines its challenges, and evaluates its effectiveness. Using a descriptive qualitative approach through observation, interviews, and documentation with the principal, teachers, and 10 tenth-grade students, four key strategies emerged: integrating spiritual values into lessons, fostering religious routines such as congregational prayer, dhikr, and recitation of Asmaul Husna, modeling exemplary behavior, and providing Islamic counseling. Thematic analysis identified three main obstacles low student awareness, peer and social-media influences, and limited counseling facilities. These practices effectively enhanced students’ inner calm, self-control, discipline, and religiosity despite existing challenges. Recommendations include strengthening religious culture, providing dedicated counseling space, and improving mental-health literacy in the madrasah.ABSTRAKPenelitian ini mendeskripsikan implementasi pembinaan kesehatan mental oleh guru Akidah Akhlak serta menelaah tantangan dan efektivitasnya. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap kepala madrasah, guru, dan 10 siswa kelas X, ditemukan empat strategi utama: integrasi nilai spiritual dalam pembelajaran, pembiasaan religius seperti shalat berjamaah, dzikir, dan pembacaan Asmaul Husna, keteladanan guru, serta konseling Islami. Analisis tematik mengungkap tiga hambatan dominan, yaitu rendahnya kesadaran siswa, pengaruh teman sebaya dan media sosial, serta keterbatasan fasilitas konseling. Praktik tersebut terbukti meningkatkan ketenangan batin, kontrol diri, kedisiplinan, dan religiusitas siswa, menunjukkan efektivitas pembinaan meskipun menghadapi tantangan. Rekomendasi meliputi penguatan budaya religius, penyediaan ruang konseling khusus, dan peningkatan literasi kesehatan mental di madrasah.
Copyrights © 2025